Menkes Dorong Puskesmas Jadi Ujung Tombak Pelayanan Kesehatan Primer

By Admin

Menteri Kesehatan Nila F Moeloek 

nusakini.com - Sejak era Asuransi Kesehatan (Askes) hingga Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Puskesmas menjadi rumah bagi pasien untuk mencari rujukan ke rumah sakit. Keberadaannya masih kalah populer dibandingkan rumah sakit sebagai tempat berobat.

Untuk mengubah paradigma tersebut Menteri Kesehatan (Menkes) Nila F Moeloek saat ini mendorong Puskesmas menjadi ujung tombak pelayanan kesehatan primer. Hal itu disampaikan oleh Menkes ketika berkunjung di Banyuwangi dan berdiskusi dengan jajaran Dinas Kesehatan Banyuwangi. 

"Harapan kami roadmap penyakit katastropik penjaga gawang ada di puskesmas, pencegahannya menjadi kronis bisa ditangani puskesmas. Kalau bisa setop sampai di puskesmas tidak perlu dirujuk di rumah sakit. Kami memutuskan ini harus jalan dokter layanan primer menguasai 155 penyakit," ujar Menkes di Pendopo Sabha Swagata Banyuwangi, Rabu (14/9/2016). 

Nila menjelaskan hal ini juga membantu mengurangi penumpukan pasien di Rumah Sakit yang menjadi rujukan. Dia mencontohkan untuk sakit mata merah cukup ditangani di Puskesmas saja. 

"Misalnya contoh mata merah masa harus ke rumah sakit, dokter puskesmas harusnya bisa lihat kalau belekan misalnya bakteri itu harus dikasih salep antibiotika dulu. Hilang ya sudah. Tapi dia harus tahu kalau mata merah sebabnya lain itu ada namanya sakit darah tinggi di mata harus dirujuk diobati jangan sampai jadi buta," katanya. 

Nila pun meminta layanan kesehatan berbasis masyarakat untuk kembali digalakkan. Hal ini untuk mengembalikan fungsi promotif-preventif puskesmas agar semua masyarakat melek dan mandiri terhadap kesehatan. 

"Menjaga kesehatan masyarakat perlu pendekatan keluarga dan gerakan masyarakat sehat, pos windu, polindes, posyandu dan sebagainya harus dijalankan. Tidak hanya menerima pasien di puskesmas kasih obat, tapi diikuti sampai keluarganya. Misal kepala keluarganya TB meski dikasih obat betul, dirawat tapi dilihat rumahnya kecil sekali pasti penyakitnya beredar ke isteri dan keluarganya. Ini yang harus diawasi betul kebersihan dan lingkungannya," bebernya. 

Ke depan Nila berharap dokter puskesmas bisa meningkatkan kualitasnya. Apalagi bila dokter layanan primer juga bisa menjadi dokter keluarga bagi pasiennya. 

"Saya maunya dokter layanan primer itu bisa jadi family dokter sehingga gradenya naik. Dia tetap jaga kesehatan (pasien) saya kira incomenya bertambah. Puskesmas ditingkatkan kemampuannya yang lain meningkatkan skillnya jadi dokter ahli," tukasnya. 

Sementara itu Pelaksana tugas Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi dr. Widji Lestariono mengaku siap menjadikan puskesmas sebagai ujung tombak layanan kesehatan. Pria yang akrab disapa Rio ini menyebut wilayah kabupaten Banyuwangi sendiri sudah menerapkan sistem rujukan secara ketat. 

"Secara bertahap di era JKN ini itu sudah terkikis, semua orang sakit harus melalui puskesmas. Kita sudah menerapkan sistem rujukan secara ketat semua ditangani puskesmas dulu kalau memang memerlukan rujukan baru dirujuk. Nah penyakit apa aja yang ditangani puskesmas itu tadi 155 diagnosa tadi," tukasnya. 

Rio menyebut pemberian rujukan oleh puskesmas di wilayah Banyuwangi sudah di bawah 10 persen dari pasien yang berobat. Kualitas layanan puskesmas pun sudah ditingkatkan dengan mengajukan akreditasi untuk memenuhi standar yang sudah ditentukan oleh Kementerian Kesehatan. 

"Kita ditarget (rujukan) tidak boleh lebih dari 10 persen dan secara bertahap kita capai sementara dari puskesmas ke Rumah Sakit saat ini sudah di angka 5 persen. Ini menunjukkan puskesmas sebagai gate keeper sudah berjalan. Akreditasi juga menjadi salah satu cara kita meningkatkan performance puskesmas meningkatkan kualitas layanan," tambahnya. 

Saat ini baru dua puskesmas di Banyuwangi yaitu Puskesmas Kertosari dan Sempu yang mendapat akreditasi utama dari total 40 puskesmas yang ada. Rio menargetkan pada 2018 seluruh puskesmas di wilayahnya rampung akreditasi. 

"Kita punya 12 puskesmas yang berproses. Oktober tahapan penilaian, tahun depan 17 puskesmas kemudian 2018 kita target 16 puskesmas. Sehingga kalau ditotal seluruhnya 40 puskesmas selesai di tahun 2018," tandasnya.(p/mk)