Menjaring ‘Sosok Pembaharu’ dari Seleksi Terbuka Pimpinan Tinggi

By Abdi Satria


nusakini.com-Jakarta- Seleksi Terbuka Calon Pejabat Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama yang diselenggarakan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) diharapkan mampu menjaring sosok pembaharu. Sebagai penggerak reformasi birokrasi, para calon pimpinan tinggi ini harus andal dan profesional pada bidang yang dilamarnya. 

Hal tersebut disampaikan Kepala Biro SDM dan Umum Kementerian PANRB Sri Rejeki Nawangsasih, pada tahap assessment center Seleksi Terbuka Calon JPT Pratama dan Madya, di Jakarta, Selasa (09/07). “Dengan terjaringnya pimpinan tinggi madya dan pratama yang kompeten diharapkan mampu memberikan pembaharuan dan reformasi di bidangnya. Kami menginginkan terjaring orang-orang yang tangguh di bidang yang saat ini dibutuhkan di Kementerian PANRB,” ujar Sri. 

Dikatakan, seleksi ini dilakukan dengan transparan dan ketat. Seleksi administrasi dan penulisan makalah dilakukan dengan sistem gugur untuk menjaring kandidat-kandidat yang berkompeten dibidangnya. 

Tahap assessment center ini dilakukan dengan dasar Permen PANRB 38/2017 tentang Standar Kompetensi Jabatan ASN, untuk menilai kompetensi teknis, manajerial, dan sosial kultural. Seleksi ini merupakan amanah UU No. 5/2014 tentang ASN, dimana setiap kementerian/lembaga dalam mengisi JPT madya dan pratama harus dilakukan secara terbuka. Artinya seluruh proses dan hasil seleksi dipublikasikan melalui media. Selain itu, semua pihak dari berbagai kalangan yang memenuhi syarat jabatan yang dilamar dapat mengikuti seleksi ini.  

Hari pertama assessment center diisi tes yang bersifat klasikal untuk melihat kepribadian dan kapasitas berpikir. Tes yang diujikan berupa tes-tes bersifat prestatif untuk mengukur kemampuan intelektual dan juga karakter kepribadian peserta tes.  

Hari kedua peserta masuk pada tahapan presentasi, diskusi kelompok, dan wawancara psikologi. Sebelumnya peserta diminta untuk mengidentifikasi permasalahan terkait bidang yang dilamar dan bagaimana solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Selanjutnya, setiap peserta akan mempresentasikan masalah yang mereka analisis di hadapan peserta lain. Permasalahan yang sudah dipresentasikan masing-masing peserta selanjutnya akan didiskusikan menjadi identifikasi masalah utama dan mencari solusi strategis atas permasalahan tersebut.  

Disamping itu, Konsultan Senior Iradat Konsultan Anny Andayani mengatakan, wawancara psikolog bertujuan untuk mengklarifikasi keseluruhan assessment yang sudah dilakukan sebelumnya. “Tahapan wawancara ini bertujuan untuk menggali kompetensi dan indikator perilaku setiap peserta, sehingga kita mendapat gambaran utuh tentang kompetensi dan potensi dari masing-masing pelamar,” imbuh Anny.  

Dalam kesempatan itu, salah seorang peserta, Jufri Rahman menyampaikan bahwa tes assessment center yang dilaksanakan Kementerian PANRB sedikit berbeda dengan seleksi terbuka yang pernah dilaluinya di tempat lain. Ia juga berharap dari hasil seleksi ini yang begitu ketat menghasilkan hasil yang maksimal dan objektif. Sehingga kepercayaan publik terhadap lelang jabatan semakin meningkat. 

Menurut pria yang bekerja sebagai Kepala Bappeda Sulawesi Selatan ini, materi atau muatan yang diujikan di dalam tes ini lebih berat. “Dibutuhkan kesiapan fisik dan mental yang lebih dibandingkan mengikuti seleksi di tempat lain,” pungkasnya. (p/ab)