Menjajaki Kelas Bahasa Indonesia Masuk ke University of Cambodia

By Admin

nusakini.com-- 'Kami sangat ingin para mahasiswa kami belajar Bahasa Indonesia sebagai bahasa yang secara luas digunakan di kawasan', demikian ungkapan dari Vice President for Academic Affairs University of Cambodia (UC), Dr. Y Ratana saat menerima kunjungan Fungsi Pensosbud KBRI Phnom Penh dan Diah Ayu Permatasari, ST, SIP, M.IR, Vice Rector for Cooperation and IT Universitas Bhayangkara Jakarta Raya (Ubhara Jaya) pekan lalu.

Di Universitas yang seluruh subyeknya menggunakan Bahasa Inggris sebagai Bahasa pengantar tersebut telah ada Foreign Language Programs untuk beberapa bahasa asing seperti Inggris, Perancis, Mandarin, Jepang, Korea dan Thailand. KBRI menyampaikan keberadaan guru khusus Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) yang saat ini sedang ditugaskan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI di Kamboja dapat dioptimalkan untuk membentuk program/kelas Bahasa Indonesia di UC dengan jadwal reguler yang ditentukan per-minggunya. 

Pada kesempatan tersebut, pihak UC dan Ubhara Jaya juga saling memaparkan profil masing-masing universitas dan menjajaki kemungkinan kerja sama antar universitas seperti join research dan exchange program. Pihak Ubhara Jaya juga menawarkan diadakannya suatu online course khususnya mengenai cara berinvestasi di Indonesia yang sangat disambut positif oleh pihak UC. 

Selain menjajaki Kelas Bahasa Indonesia dan kerja sama antar universitas, Pertemuan juga menyinggung tentang Indonesian Room yang telah berada di UC sejak diinagurasikan pada bulan Februari tahun lalu, di mana setelah inagurasi, Bapak Pitono Purnomo Duta Besar RI untuk Kerajaan Kamboja pada saat itu berkesempatan memberikan Distinguished Lecture on Indonesia and ASEAN Centrality kepada sekitar 100 akademisi, professor, peneliti dan mahasiswa UC. 

'Kami mengharapkan pada saat para mahasiswa belajar menggunakan ruangan tersebut mereka dapat benar-benar merasakan sedang berada di Indonesia dan bisa langsung belajar tentang Indonesia melalui gambar/foto/lukisan/dekorasi informatif yang terpasang', kata Prof. Dr. Chhun Vannak, Kepala Pusat Studi ASEAN UC saat menunjukkan Indonesian Room dan beberapa ruangan lainnya seusai pertemuan.

Pihak UC juga memberikan keleluasaan kepada KBRI untuk dapat memanfaatkan Indonesian Room untuk mempromosikan Indonesia, utamanya agar para mahasiswa UC lebih dapat mengenal Indonesia termasuk tentang sejarah hubungannya dengan Kamboja maupun peran Indonesia di ASEAN.

Selain dengan Indonesia, UC juga telah menginagurasikan Ruangan dengan hampir semua negara anggota ASEAN dan beberapa negara mitra wicara ASEAN. Di masa mendatang, KBRI akan lebih memanfaatkan keberadaan Indonesian Room, di antaranya melalui penyelenggaraan presentasi mengenai pendidikan di Indonesia dan program-program beasiswa yang diberikan Pemri. 

UC adalah salah satu universitas swasta ternama di Kamboja dengan jumlah murid saat ini sekitar 3.300 mahasiswa. UC juga telah memiliki memorandum of understanding/agreement dengan berbagai universitas asing termasuk dengan Indonesia.

Pada awal tahun ini terdapat dua orang WNI yang belajar di UC, sementara terdapat tujuh pelajar WNI yang studi di UC sepanjang tahun 2017 lalu. Ketujuh mahasiswa tersebut berasal dari UNDIP Semarang, IPB Bogor dan Bina Nusantara Jakarta. Untuk pengembangan pelatihan dan penelitian, UC mendirikan beberapa institusi dan pusat pelatihan seperti Institute for Research and Advanced Studies (IRAS), the Council for Research and Creativity, the ASEAN Study Center (ASC), the Skills and Career Development Center (SCDC), the Center for English Studies (CES), dan the Asia Leadership Center (ALC).(p/ab)