Menikmati Jajan Pasar Indonesia di Terminal Syib Amir
By Admin
nusakini.com, - Syib Amir adalah terminal terbesar untuk jemaah haji Indonesia sebagai tujuan henti bus pergi pulang ke Masjidil Haram.
Selain terminal Ajyad dan Jabal Ka'bah, terminal ini memiliki kepadatan yang cukup tinggi. Apalagi beberapa hari setelah puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna), jemaah haji dari berbagai negara memadati terminal ini untuk beribadah di Masjidil Haram.
Di sepanjang koridor terminal, nampak puluhan pedagang menjajakan barangnya kepada jemaah.
Satu hal yang menarik perhatian adalah, sederet pedagang Indonesia menjajakan jajanan yang sangat familiar di lidah. Jajanan tersebut adalah jajanan khas Nusantara atau disebut dengan jajan pasar.
Ada onde-onde, lumpia, kue pukis, dan lainnya. Ada juga bakwan sayur, dan juga beberapa jenis nasi. Antara lain nasi goreng, nasi rames, nasi kuning, dan lainnya. Bahkan ada juga bakso.
Harganya cukup terjangkau, setiap paket jajan atau nasi ditawarkan seharga 5 SAR.
Jajanan ini banyak diserbu oleh jemaah haji, khususnya Indonesia. Mereka membeli jajanan ini untuk bekal makan di Masjidil haram atau i dibawa pulang ke hotel jemaah.
Himmah, salah satu jemaah asal Jawa Tengah mengaku senang bisa menemukan jajanan pasar di Makkah. "Lumayan buat ngemil mbak," katanya.
Deretan pedagang itu adalah orang-orang Indonesia yang telah menjadi mukimin di tanah haram ini. Sebut saja Ayu, salah satu pedagang asli Jawa Barat ini mengaku mendapatkan keberkahan rezeki setiap kali musim haji.
"Omsetnya lumayan Mbak, bisa tembus Rp4juta semalam," kata Ayu.
Pasar Tiban
Tak hanya di terminal Syib Amir, di setiap sektor jemaah haji Indonesia, pasar tiban juga muncul hampir setiap hari.
Sekitar subuh hingga menjelang waktu Dhuha, jemaah haji Indonesia berburu jajan Nusantara di pasar tiban ini. Seperti suatu pagi di pasar tiban daerah Syisyah Makkah. Beberapa pedagang Indonesia tampak menawarkan jajan pasar kepada jemaah Indonesia.
Walaupun di Makkah, suasana kampung halaman sangat kental. Sehingga tidak ada alasan bagi jemaah haji Indonesia untuk tidak menikmati hari -hari mereka di tanah suci. (*)