Mengintip Politik Jaman Now, Selera Mulai Hilang

By Admin


Oleh: Alif Al Syahban

"Pemerhati Media Sosial"

nusakini.com - Orang pinggiran macam kami ini sempat tak lagi berselera mengonsumsi "Politik", rasanya sarapan "Politik" sudah menjadi sesuatu yang tak layak komsumsi (basi). Pencitraan, Politi Viral dan Monay politik masih saja menjadi hal yang paling kuat pengaruhnya ditengah keterpurukan ekonomi bangsa, sehingga masyarakat apatis terhadap janji-janji calon pemimpin untuk menyejahtrahkan rakyat ketika terpilih. Sebahagian lagi masyarakat berpikir praktis, siapa yg ada uang maka itulah yang kami pilih, kalau bukan sekarang kita kuras ya kapan lagi. No Free Lunch( tidak ada makan siang gratis), karna kalau mereka terpilih, bisa dipastikan bahwa mereka tidak memperhatikan kita sebagai masyarakat yg pernah memilihnya.

Saat ini Rakyat hanya berpikir pendek dan mencap pesta demokrasi hanyalah sebuah hajatan besar yang harus dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk menghabisi pundi-pundi kekayaan para kotestan politik yang akan maju di panggung demokrasi. Imbasnya nanti adalah kekecewaan mendalam bagi mereka yg gagal maju dan hitung-hitungan pengeluaran bagi mereka yg terpilih.

Perpolitikan kita berada pada level "Awas", jika tidak ada perubahan maka ini bisa mengancam demokrasi, hingga saatnya nanti Demokrasi tidak lagi sekedar bablas tapi hancur. Sistem ini harus diperbaiki, sehingga melahirkan calon-calon pemimpin yg memiliki kapasitas sebagai pemimpin, bukan terpilih hanya karena popularitas semata. Dilain sisi rakyat juga perlu di edukasi dalam berpolitik, agar tidak salah langkah dalam memilih atau menjadi simpatisan, dan disinilah peran partai untuk memenangkan hati pemilihnya dengan menjadikan kader sebagai tauladan (yg dapat dicontoh).

Saat mengintip politik jaman Now, akan tampak jelas bahwa "Viral" bisa menjadi alat ukur kemenangan tapi bisa juga menjadi bagian dari kehancuran karier dalam politik. Kita tidak bisa lagi memastikan bahwa si "X" yg didukung hampir semua partai bisa menang telak, dan si "Y" mutlak kalah karena dididukung hanya satu atau dua partai, Ingat partai bukanlah wasit, dia hanya pelatih. si "Y" boleh jadi menang karena berhasil viral dengan kebaikan. Setidaknya kita sudah bisa melihat. Amerika Serikat (USA) negara superheterogen dengan isu rasis masih kuat dapat di menangi oleh Obama yg berkulit hitam, semua itu terjadi karena Karena Obama dianggap pantas. Tidak hanya sekedar cakap, tapi sang Obama mampu memenangkan hati rakyat Amerika. Semua itu dapat kita saksikan kemampuan retorika Obama yang mampu memecahkan imajinasi, menembus pikiran hingga sampai pada cita-cita yang di harapkan. Lihat juga saat Obama berpidato, berargumen di media massa, dia cerdas memilih kata yang mampu menghipnotis orang yang mendengarnya.

Sahabat-sahabtku, percayalah bahwa politik bukan lagi soal Partai, tapi tentang bagaimana memenangkan hati. Jika engkau ingin menang, menangkan dulu hati pemilihmu.