Mengenal Patriot Energi Tanah Air (PETA)

By Admin

nusakini.com-- Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membentuk Patriot Energi Tanah Air atau biasa disebut PETA. Anggota PETA dipilih berdasarkan seleksi yang bukan hanya masalah akademik namun juga attitude atau karakter. Cerdas dan memiliki jiwa sosial dan juang yang tinggi merupakan nilai lebih yang wajib dimiliki anggota PETA. Anggota PETA merupakan anak-anak muda yang bukan hanya memiliki nilai akademik baik namun juga memiliki watak dan karakter yang sangat baik. Sabtu (16/7). 

Tenaga Ahli Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral Bidang Energi Baru Terbarukan, Tri Mumpuni yang juga penanggungjawab program PETA mengatakan, anggota-anggota Patriot Energi sebelum bertugas di lokasi-lokasi yang sudah ditentukan sebelumnya, diberikan pembekalan selama dua bulan. Pembekalan yang diberikan terdiri dari survival hutan dan air. Survival hutan dilakukan dengan menempatkan mereka selama seminggu di Gunung Burangrang, Purwakarta Jawa Barat tanpa bekal apapun, mereka mencari sendiri kebutuhan makan dan minumnya. 

Tri menambahkan, anggota Patriot Energi juga mendapatkan materi pendidikan mengenai sadar diri, kenal diri, dan mampu mengenal bagaimana memanfaatkan dirinya untuk orang lain. Dan mereka juga tentunya juga mendapatkan materi mengenai energi baru terbarukan. Sehingga meraka paham bener nantinya di desa mereka bisa memberikan solusi terhadap barang-barang yang sudah dipasang oleh Kementerian ESDM. 

“Mereka selama satu minggu mengalami yang namanya life in concept yaitu tinggal bersama satu keluarga di desa yang terpencil yang kita pilih di daerah subang sukamandi berinteraksi mengikuti kegiatan petani setiap hari. Jadi kalau petaninya ke sawa, dia ikut nyangkul, di kebun dia ikut nyawah semua selama 24 jam selama seminggu mereka mengikuti dan mengalami pengalaman itu,” lanjut Tri. 

Selanjutnya pada saat mereka akan berangkat ke lapangan, kembali mereka diberikan tambahan empat kompetensi yakni pertama kompetensi keteknisan, kedua kompetensi kejuangan, ketiga mampu membangun berbasis kemampuan masyarakat dan yang terakhir yang tidak kurang penting juga kompetensi keikhlasan. Pembekalan-pembekalan itu diperlukan mereka para anggota PETA saat ditempatkan dilokasi mereka bekerja karena pada umumnya lokasi merka bekerja di daerah terpencil, terisolir dan sangat terbatas sarana infrastrukturnya.  

120 anggota PETA gelombang ke II akan ditempatkan selama satu tahun di 105 desa di 39 Kabupaten yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia. Desa-desa tersebut terdiri atas 26 desa di Pulau Sumatera, 24 desa di Kalimantan, 25 desa di Sulawesi, dan 30 desa di wilayah Nusa Tenggara, Maluku, serta Papua.,” ujar Sudirman. 

Tujuan penempatan Patriot Energi di desa-desa tersebut adalah untuk mengidentifikasi masalah, membantu masyarakat, dan melihat, serta memfasilitasi proyek Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE), agar proyek tersebut benar-benar tepat sasaran. Mereka akan menjadi menjadi supervisor proyek-proyek pembangkit listrik yang berasal dari energi terbarukan di daerah-daerah terpencil. 

Yang ingin pemerintah capai dari program PETA ini adalah, memberikan kontribusi teknis kepada masyarakat dan yang lebih penting adalah dengan program PETA ini pemerintah ingin mempersiapkan kader-kader energi yang menjadi bagian dari reformasi berkelanjutan dari sektor ESDM dengan mencetak dan membentuk pemuda-pemudi Indonesia menjadi patriot-patriot muda yang mampu bersama-sama masyarakat meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang berkesinambungan.  

Menjadi Patriot Energi pada prinsipnya adalah mengabdikan diri untuk hidup bagi rakyat kebanyakan dan hadir untuk merasakan apa yang rakyat rasakan. Patriot Energi dapat disebut sebagai sarjana rakyat yang menerapkan bahasa cinta dalam hidup keseharian. (p/ab)