Mendorong Ekonomi Kreatif Inklusif melalui Kemitraan Global

By Admin

nusakini.com--Revolusi industri keempat telah dimulai. Para ekonom dunia memprediksi bahwa ke depannya perekonomian global akan lebih bertumpu kepada sektor industri kreatif. Pola hidup masyarakat global saat ini yang semakin mengandalkan teknologi informasi dalam kehidupan sehari-harinya akan membawa ledakan kemajuan terhadap bidang-bidang industri kreatif seperti industri piranti lunak komputer, film, musik, publikasi, hiburan, fashion, maupun bidang-bidang industri kreatif lainnya.  

Menyadari peran penting negara terhadap perkembangan industri kreatif, pemerintah indonesia berencana untuk menyelenggarakan preparatory meeting of the world conference on creative economy pada tanggal 4-7 Desember 2017 di Bandung, Jawa Barat.

“Melalui diplomasi ekonomi, Kementerian Luar Negeri berkomitmen untuk meningkatkan kerja sama internasional demi peningkatan kapasitas pelaku industri ekonomi kreatif Indonesia. Inilah yang mendasari keterlibatan Kementerian Luar Negeri terhadap penyelenggaraan konferensi ini" tegas Tri Purnajaya, Direktur Perdagangan, Komoditas, dan Kekayaan Intelektual, Kementerian Luar Negeri menegaskan.   

“Dalam sejarah dunia, tidak ada satupun industri yang berkembang tanpa suatu bentuk kerja sama antar negara. Hal inilah yang mendasari inisiatif Pemerintah Indonesia untuk menyelenggarakan World Conference on Creative Economy dengan tujuan untuk menciptakan snowball-effect kerja sama di bidang ini" tegas Triawan Munaf, Kepala Badan Ekonomi Kreatif Indonesia, yang dirilis hari ini.

“Konferensi ini akan melibatkan perwakilan dari negara-negara yang memiliki perhatian besar terhadap pengembangan industri kreatif dan membicarakan bentuk-bentuk kerja sama penguatan bidang ini dari mulai aspek pendanaan maupun regulasi pemerintah" lanjutnya. ​ 

Industri ekonomi kreatif nasional mengalami pertumbuhan eksponensial dalam tiga tahun ke belakang. Berdasarkan data nasional, sektor industri kreatif telah menyerap tenaga kerja sebanyak 15,9 juta tenaga kerja dengan sumbangan 7,3 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) atau setara dengan Rp 852 triliun. Di skala global, nilai ekonomi industri kreatif bahkan telah meninggalkan industri minyak bumi.

Berdasarkan data yang dirilis oleh United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD) pada tahun 2012, industri kreatif menyumbangkan USD 2,2 triliun atau 230 persen lebih besar dari nilai ekspor minyak bumi oleh negara-negara anggota OPEC. Tidak mau tertinggal oleh perkembangan pesat industri kreatif, Presiden Joko Widodo telah membentuk Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) pada tahun 2015. (p/ab)