Menaker Tekankan Pentingnya Keseimbangan Antara Kerja dan Do’a

By Admin

nusakini.com-- Ketaatan sebagai ‘Hamba Tuhan Yang Maha Esa’ sangatlah penting untuk terus disublemasikan dalam segala aktifitas, termasuk saat bekerja. Begitupun sebaliknya, kualitas iman tidak cukup diwujudkan dalam bentuk ibadah saja, tetapi harus disertai dengan amal saleh, kerja, dan interaksi yang baik antara sesama manusia. 

“Dalam hidup ini yang kita buru adalah barokah Allah swt. Oleh karena itu, apapun yang kita lakukan kalau mendapatkan rida, kalau mendapatkan barokah Allah. swt pasti enak,” kata Menteri Ketenagakerjaan RI (Menaker) M. Hanif Dhakiri saat memberi sambutan dalam acara ‘Khataman al-Qur’an’ yang diselenggarakan oleh Badan Pembina Rohani Islam (Babin Rohis) Kementerian Ketenagakerjaan RI di Masjid Baitul Lathief Kemnaker, Jakarta, Selasa (24/1). 

Menurutnya, salah satu cara memperoleh rida Allah Swt. tersebut adalah mentradisikan membaca al-Qur’an. Dengan membaca al-Qur’an, secara tidak langsung ada ruang yang terisi antara konteks hubungan manusia dengan sesama manusia dan manusia dengan Allah. 

Hal ini secara tidak langsung akan memberikan pengaruh dalam jiwa orang yang mentradisikan membaca al-Qur’an tersebut, yaitu adanya ikatan dimensi ketuhanan dalam aktifitas kesehariaannya kuat. Sehingga, ada proses penguatan etika, etos kerja, dan sifat responsible dalam dirinya. 

“Oleh karenanya, mentradisikan membaca al-Qur’an ini menjadi penting. Agar kita selalu memupuk diri dengan rasa syukur. Kita juga memupuk diri ini dengan hal-hal yang baik. Kita bisa terus memupuk pikiran kita ini dengan pikiran-pikiran yang baik, pikiran-pikiran yang positif. Agar kita selalu berpikir dengan penuh harapan,” tutur Menaker dalam acara yang dirangkai dengan agenda Nusantara Mengaji tersebut. 

Menaker pun tak menampik, kepadatan aktifitas seseorang dapat memforsir waktu dan tenaga seseorang. Oleh karenanya, kunci mentradisikan membaca al-Qur’an adalah istiqomah. Yakni bukan seberapa banyak ayat, surah, atau juz yang dibaca, tetapi seberapa konsisten seseorang membaca al-Qur’an, sekalipun hanya 1 ayat dalam sehari. 

“Dengan nusantara mengaji ini, diharapkan bisa menjadi tradisi yang dikembangkan di lingkungan Kementerian Ketenagakerjaan. Dan diharapkan dengan berkahnya tadi khotmil qur’an kementerian ini bisa menjadi kementerian yang baik. Tak hanya di dunia tapi juga di akhirat,” ujar Menaker.(p/ab)