Menag Terima Penghargaan Pendorong Penyedia Layanan BLU dengan Akses Terjangkau

By Admin

nusakini.com-- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menerima penghargaan sebagai pendorong penyediaan akses layanan yang terjangkau bagi masyarakat luas. Penghargaan ini diberikan seiring keberhasilan Badan Layanan Umum (BLU) di bawah Kementerian Agama dalam memberikan akses yang mudah terjangkau kepada masyarakat. 

Penghargaan diberikan langsung oleh Presiden RI Joko Widodo kepada Menteri Agama dalam Rakor BLU Tahun 2016 di Istana Negara, Selasa (22/11). 

Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam sambutannya menilai Kementerian Agama berhasil dalam mengedepankan faktor akses masyarakat menengah bawah dalam kebijakan pengelolaan Perguruan Tingginya. Menurutnya, penambahan program-program studi yang merambah ke bidang ekonomi syariah, kedokteran, maupun teknologi informasi tetap diwarnai dengan semangat keberpihakan ini. 

Ditemui usai menerima penghargaan, Menteri Agama mengapresiasi kinerja BLU Kementerian yang sekarang dipimpinnya. "Penghargaan ini merupakan apresiasi bagi seluruh BLU Kemenag yang telah berupaya menerapkan lima nilai budaya kerja Kemenag. Mari kita mensyukurinya dengan terus menjaga prestasi ini dengan baik dan terus mengembangkannya, ujar Menag. 

Rapat Koordinasi BLU dilaksanakan setiap tahun sebagai salah satu bentuk pembinaan terhadap BLU. Tahun ini, Rakor mengangkat tema "Satu Dekade BLU Menuju Pelayanan Publik yang Lebih Baik". 

BLU pertama kali dibentuk pada tahun 2005. Saat itu, baru ada 13 BLU berupa instansi Rumah Sakit eks Perjan. Jumlah BLU dalam 10 tahun terakhir meningkat hingga mencapai 182. Pada tahun 2016 saja, terdapat 17 BLU baru pada empat kementerian yaitu Kementerian Perhubungan (9), Kementerian Kelautan dan Perikanan (1), Kepolisian RI (6) dan terakhir Kementerian Pertahanan untuk RSPAD Gatot Subroto (1). 

Selain jumlahnya yang bertambah, perkembangan Pendapatan BLU pada periode tahun 2008-2015 juga meningkat secara signifikan. Pada tahun 2008, pendapatan BLU tercatat sebesar Rp3,7 triliun. Jumlah ini meningkat signifikan pada tahun 2015 hingga mencapai Rp35,3 triliun, atau rata-rata 20 persen pertahunnya. 

"Bila dilakukan proyeksi sederhana dengan pertumbuhan rata-rata secara linear sebesar 20 persen per tahun, maka tahun 2019 pendapatan BLU diperkirakan akan mencapai Rp73 triliun," terang Sri Mulyani. 

Sri Mulyani menambahkan, semua Perguruan Tinggi Negeri terkemuka saat ini berstatus BLU. Institusi pendidikan yang berasaskan kemandirian dan kebebasan berpikir sangat memerlukan pola pengelolaan yang sepadan. UU nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi bahkan juga telah mengamanatkan agar setiap institusi pendidikan tinggi untuk menerapkan pola pengelolaan BLU dalam tahapan perkembangannya. 

"Sebagai BLU, perguruan tinggi diberi target dan diukur pencapaiannya terhadap kualitas belajar mengajar, penelitian, dan porsi jumlah mahasiswanya yang berasal dari masyarakat kurang mampu," tandasnya. (p/ab)