Menag Resmikan Ponpes Baitul Qur'an Cirata

By Admin

nusakini.com--Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin meresmikan berdirinya Pondok Pesantren Baitul Qur'an Cirata, Kampung Rawatutut, Desa Karoya, Kecamatan Tegal Waru, Purwakarta, Jawa Barat, kemarin. Hadir dalam kesempatan ini, pengasuh Ponpes Baitul Qur'an Dr Muslih Abdul Karim, MA, Direktur Qatar Carity Syekh Kholid Al Yafei, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, perwakilan Kanwil Kemenag Jabar, Kankemenag Purwakarta, dan masyarakat sekitar Ponpes. 

"Atas nama Menteri Agama mewakili pemerintah, saya menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya atas selesainya pembangunan Pondok pesantren Baitul Qur'an," kata Menag. 

Di hadapan para santri, Menag berbagi kisah tentang pengalamannya sebagai santri. Menurutnya, di pesantren, dirinya tidak hanya belajar ilmu agama, tapi juga belajar tentang kehidupan. Di pesantren juga Menag belajar tentang bagaimana menyikapi keragaman. 

"Pesantren mengajarkan keragaman itu, kebiasaan hidup dengan berbeda-beda dan budaya berbeda. Ini dilakukan setiap hari, bertahun tahun hidup dilingkungan pesantren, Pesantren candra dimuka untuk membangun keragaman itu," papar Menag. 

"Saya merasa bersyukur adanya ponpes Baitul Quran, untuk menyiapkan ilmu-ilmu Al quran, untukk berkontribusi dalam merawat keindonesiaan. Indonesia yang tetap memiliki nilai tersendiri, nilai-nilai keagamaan, agar tidak tercerabut dari nilai-nilai keagamaan, toleransi dalam kehidupan bernegara," imbuhnya. 

Sementara itu, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi menyampaikan komitmennya dalam pengembangan pendidikan. Menurutnya, di Purwakarta tidak ada lagi istilah sekolah umum dan agama karena semua ilmu dari Allah. Semua pendidikan adalah agama. "Madrasah itu ya sekolah," papar Dedi. 

Selaku Bupati, Dedi Mulyadi berharap masyarakat Purwakarta nantinya dapat membaca Al Quran dan kitab kuning dengan baik sehingga keduanya tidak hanya menjadi milik Pesantren. Kedepan, lanjut Dedi, anak-anak Sekolah Dasar sampai tingkat SMA, sudah memiliki ilmu pendalaman Islam. 

"Mudah-mudahan Baitul Quran menjadi inspirasi. Santri Kyai bisa membuat praktek kerja lapangan mengajar disekolah umum. Pemerintah akan menyediakan beasiswa untuk santri yang mengajar baca kitab di sekolah umum. Sebab pemerintah akan diuntungkan," kata Dedi. 

Pengasuh Ponpes Baitul Qur'an Muslih Abdul Karim berharap keberadaan Ponpes Baitul Quran akan bermanfaat bagi masyarakat, khusunya Jawa Barat. Menurutnya, pesantren ini dikembangkan bekerjasama dengan pesantren Gontor dan Langitan. Sementara Ponpes Baitul Quran akan fokus pada pendidikan dan tahfidz Al Qur'an, Pesantren Gontor fokus di Bahasa Arab dan Inggris, dan pesantren Langitan fokus pada pendidikan ilmu syariah. 

"Mudah-mudahan bermanfaat bagi bangsa, menjadikan Indonesia Baldatun wa Rabbun Ghafur. Semoga ilmu Al Quran semakin berkah, dan bangsa diselamatkan dari banjir dan musibah," harapnya. 

Saat ini, ada 85 santri yang belajar di Ponpes Baitul Qur'an. Pesantren ini kini memiliki fasilitas berupa dua masjid, dua asrama, dua kantin, dua kantor, dan dua dapur. Semuanya berjumlah dua karena antara santri laki-laki dan santri perempuan dipisahkan tempatnya.(p/ab)