Menag Diundang Baca Puisi di Puncak Hari Puisi Indonesia 2018

By Admin


nusakini.com-Jakarta-Ketua Yayasan Hari Puisi Maman S Mahayana mengundang Menag Lukman Hakim Saifuddin untuk membacakan puisi saat perayaan puncak Hari Puisi Indonesia pada 29 Desember 2018. 

"Menteri Agama tidak hanya membaca puisi melainkan juga memberikan sekaligus memberikan apresiasi hari puisi Indonesia. Karena bagi kami, Menag Lukman merupakan salah satu menteri yang senantiasa mendukung puisi di Indonesia. Kehadiran Pak Menteri memberikan semangat bagi para penyair," ujar Maman S Mahayana saat silaturahim dengan Menag di Kantor Kemenag, Jalan Lapangan Banteng Barat, Jakarta, Kamis (13/09). 

Pengurus YHP yang hadir dalam kesempatan tersebut diantaranya Asrizal Nur, Sofyan RH Zaid, Danny Susanto, Ariyani Isnamurti, Bastian Zulveno dan Arif H. Sementara Menag Lukman didampingi Kabag TU Pimpinan Khoirul Huda. 

Ketua Pelaksana Hari Puisi Indonesia 2018 Asrizal Nur menambahkan, rangkaikan kegiatan Hari Puisi Indonesia sudah digelar di 80 daerah dan puncaknya akan di gelar di Jakarta pada 29 Desember 2018 mendatang. 

"Tema Hari Puisi kali adalah kerukunan. Kami mengundang banyak penyair kondang dan para duta besar negara sahabat dalam helat tahunan ini. Puisi dapat menjadi penyejuk dan memberi keteduhan terutama dalam menyambut pemilihan presiden dan wakil presiden 2019," tandas Asrizal. 

Dalam kesempatan itu Maman S Mahayana memberikan dua buku karyanya berjudul Kitab Kritik Sastra dan Akar Melayu kepada Menag Lukman Hakim. 

Selain membahas puncak Hari Puisi Indonesia, Menag menyambut baik program sastra penulisan puisi bagi kalangan santri di pondok pesantren dari Yayasan Hari Puisi (YHP).   

"Ya, kita mendukung program pelatihan dan penulisan puisi bagi kalangan santri ini. Semoga tahun depan program ini dapat disinergikan. Selama ini santri mengenal dunia puisi diperoleh secara otodidak," ujar Menag Lukman. 

Kepada para penyair yang tergabung dalam YHP Menag juga sempat bercerita tentang pengalaman Gus Mus tatkala diajak oleh Gus Dur kala itu untuk membacakan puisi di Taman Ismail Marzuki. Saat itu kata Menag, Gus Mus mengaku baru kali pertama dalam hidupnya untuk membacakan puisi di depan khalayak. 

"Gus Mus memilih tampil paling akhir. Ternyata pilihan tampil di akhir tersebut agar Gus Mus bisa melihat peserta yang tampil lebih dulu dan akhirnya Gus Mus berkata ternyata baca puisi itu tidak ada pola bakunya dan bebas berekspresi," kata Menag. 

Menag juga menyampaikan pada 22 Oktober mendatang akan ada helat Hari Santri 2018. Salah satu dari rangkaian hari satri itu adalah malam kebudayaan yang akan diisi dengan ragam pergelaran seni mulai dari pembacaan puisi, pangung musik hingga stand up comedy santri. (p/ab)