Menag: Beragama Hakikatnya Berindonesia dan Berindonesia Hakikatnya Beragama

By Admin

nusakini.com-- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan bahwa dalam konteks Indonesia, beragama pada hakikatnya adalah berindonesia. Sebaliknya, berindonesia pada hakikatnya adalah bagian dari menjalankan ajaran agama. 

Hal ini disampaikan Menag saat menjadi narasumber pada Muktamar Jam'iyyah Ahlith Thoriqoh Al Mu'tabaroh An Nahdliyah (JATMAN) ke XII di Kajen, Pekelongan, Senin (15/1). 

"Kami di Kemenag terus berupaya menyadarkan setiap warga negara bahwa beragama pada hakikatnya adalah berindonesia dan berindonesia itu pada hakikatnya adalah beragama," terang Menag. 

Menurut Menag, ke depan, tidak boleh lagi ada orang Indonesia yang mengabaikan agama, apapun agama yang dipeluknya. Warga harus menjunjung tinggi, menghormati dan mengamalkan nilai agama. 

"Mengamalkan nilai agama hakikatnya menjaga keindonesiaan kita. Ini sesuai pemahaman Jatman terkait NKRI," ujarnya. 

Menag mengatakan, beragama harus dengan kerendahhatian, tidak sombong. Sebab, tidak ada yang bisa memastikan kalau pemahaman seseorang adalah yang paling benar. "Seseorang harus meyakini kalau keyakinannya adalah benar, tapi keyakinan itu tidak mempersalahkan keyakinan orang lain," ujarnya. 

Kepada para anggota JATMAN, Menag mengajak untuk bersama-sama menjaga kerukunan, kedamaian dan keamana sehingga nilai agama bisa diamalkan. Sebab, kata Menag, di tengah suasana konflik, jangankan mengamalkan ajaran agama, bisa jadi masyarakat justru dipaksa melakukan hal yang dilarang agama.  

"Saling berperang dan menyakiti, serta menumpahkan darah. Itu konsekuensi kondisi perang. Sama sama memekikkan takbir, tapi saling menyakiti dan melukai," ucapnya. 

Muktamar JATMAN XII ini akan berlangsung dari 15-18 Januari. Bersamaan dengan muktamar, diselenggarakan juga Halaqoh II Ulama Thoriqoh Luar Negeri. Muktamar yang dibuka Presiden Joko Widodo ini mengangkat tema "Dengan Thoriqoh yang berdasarkan Ahlussunah wal Jamaah untuk Meningkatkan Ubudiyah sehingga Mampu Membawa Rahmatan lil Alamin". (p/ab)