Megengan, Cara Mahasantri IAIN Tulungagung Sambut Ramadan

By Abdi Satria


nusakini.com-Tulungagung-Ada banyak cara yang dilakukan masyarakat Indonesia untuk menyambut Ramadan. Salah satunya yang dilakukan Santri Mahasiswa (Mahasantri) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung. 

Bergembira menyambut datangnya Ramadan, mereka menggelar Megengan yang di isi dengan istighosah dan shalawat akhir pekan lalu. Megengan diinisiasi Pusat Studi Pesantren (PSP) IAIN Tulungagung, sebuah lembaga yang mewadahi santri mahasiswa dalam mendalami ilmu agama layaknya pondok pesantren.  

Direktur Pusat Studi Pesantren M. Muntahibun Nafis mengatakan mahasantri memiliki cara yang asyik dan unik menghidupkan malam Megengan, sebagai wujud suka cita perayaan menjelang hadirnya bulan suci Ramadan 1440 H. “Siapa saja yang gembira dengan masuknya bulan ramadhan maka Allah akan mengharamkan jasadnya atas api neraka,” kata Nafis menyitir sebuah hadits.  

Nafis berharap agar megangan terus menyembulkan nafas keagamaan, seraya menjalankan ritual istighasah dan shalawat Nabi. “Dengan nguri-nguri amaliyah istighosah dan sholawat semoga menjadi wasilah agar bisa diakui sebagai santrinya Hadratus Syaikh Hasyim Asy’ari,” paparnya.  

Tradisi menyambut Ramadan dengan Megengan, lanjut Nafis, bertujuan menjaga dan melestarikan amaliyah dan budaya pesantren di kampus PTKIN. “Bagi Mahasiswa yang berlatar belakang santri mempunyai kerinduan akan hadirnya suasana spiritualitas ala pesantren di kampus,” terang Nafis.  

Nafis menerangkan, istighasah dan shalawatan hanya salah satu wujud kecintaan mahasantri terhadap agama. Selain itu, banyak hal lain yang dilakukan mahasantri, di antaranya pengabdian masyarakat, literasi pesantren dan pengembangannya di kampus. 

“Semoga kegiatan semacam ini bisa memberikan balance bagi akademisi, selain kuatnya budaya intelektualitas, juga diimbangi religiusitas dan spiritualitas,” harap Nafis. 

Acara Megengan diawali Isya berjamaah, dilanjutkan mauidhah hasanah untuk mengingatkan urgensi shalat, istighasah, dan shalawatan sebagai salah satu upaya menyambung “sinyal" dan “recharge" bathiniyah. Dilanjutkan dengan istighasah yang diimami Kyai Nur Aziz Muslim, dosen dan sekaligus pimpinan PP. Al Hidayah. 

Megangan juga dimeriahkan hadrah dari kampus IAIN Tulungagung. Acara diakhiri dengan menyantap hidangan sederhana ala mahasantri, yang dituang di atas kertas bungkus dan ditata di atas lantai masjid. 

Kasi Kemahasiswaan Direktorat PTKI Ditjen Pendidikan Islam Ruchman Basori menyambut baik berbagai acara kemahasiswaan di PTKI untuk menyambut datangnya Bulan Ramadan. "Amaliyah dan tradisi keagamaan semacam Megengan menjadi spirit mahasantri untuk memperkuat penempaan diri mereka di dunia kampus," tuturnya. 

Ruchman menilai, mahasantri millenial perlu dikenalkan khazanah intelektual, amaliyah dan tradisi keagamaan yang terus hidup di masyarakat Islam nusantara, yang sedikit banyak mulai tergerus oleh paham Islam trans nasional. (p/ab)