nusakini.com--Keragaman dan keindahan batik serta tenun Indonesia membuat kagum masyarakat Uzbekistan yang menghadiri Batik Fashion Show yang diselenggarakan KBRI Tashkent (11/05/2017) bekerjasama dengan Academy of Arts Uzbekistan.

Batik Fashion Show ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan promosi batik yang dilakukan oleh KBRI Tashkent di Uzbekistan. Selama kurang lebih seminggu (11-19/05/2017), selain seminar sekaligus workshop yang dilangsungkan di Pusat Budaya Internasional Caravan Serai, Art Gallery kota Navoy dan gedung KBRI Tashkent . 

"Indonesia telah menghasilkan budaya batik sejak dua ribuan tahun lalu dan pada 2009 UNESCO mengakui batik sebagai warisan budaya tak benda dunia," ujar Dubes Alit Santhika saat pembukaan seminar dan coaching clinic yang dihadiri sekitar 60 orang peserta dari kalangan seni maupun pemerhati batik di Pusat Budaya Internasional Caravan Sarai Tashkent. Lebih lanjut Dubes Alit mengatakan bahwa kegiatan pengenalan budaya batik ini diharapkan dapat meningkatkan persahabatan dan saling pemahaman antara masyarakat kedua negara.

Untuk pelaksanaan kegiatan ini, KBRI Tashkent juga bekerja sama dengan Direktorat Sejarah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI yang memfasilitasi pengiriman pembatik dan menampilkan puluhan koleksi batik. Rangkaian kegiatan juga tidak hanya sebagai platform untuk memperkenalkan aspek kebudayaan batik, namun juga meningkatkan saling pengertian antara Indonesia dan Uzbekistan. 

Desain batik dan kebaya perpaduan gaya kontemporer maupun tradisional yang diperagakan oleh peragawan dan peragawati Uzbekistan memukau publik Tashkent maupun kalangan ekspatriat setempat. Mereka terlihat antusias mempraktekkan pembuatan batik yang dipandu secara langsung oleh Sdr. Aditya Yusma (seniman batik asal Pekalongan) dengan menggunakan alat canting maupun malam (sejenis lilin). 

Direktur Sejarah Kemdikbud, Ibu Triana Wulandari dihadapan para pengajar dan pelajar Tashkent State Institute of Culture memaparkan sejarah, teknik serta peran penting Batik sebagai salah satu seni budaya dan elemen sosial Indonesia. Coaching clinic teknik pembuatan batik yang diberikan setelah pemaparan tersebut telah memberikan warna pengetahuan tersendiri bagi kalangan akademisi Uzbekistan tersebut. 

Saat kegiatan promosi Batik di Art Gallery kota Navoy (15-16/05/2017) yang terletak sekitar 600 km sebelah Barat Tashkent. Para peserta yang mengikuti rangkaian kegiatan juga terkesan dengan desain dan teknik pembuatan batik yang digelar. 

"Saya selalu mengikuti fashion show setiap tahun di berbagai kota di Uzbekistan. Namun, terlibatnya Indonesia dalam pagelaran busana tradisional Batik adalah yang paling menarik," ujar kolektor kain tradisional asal Navoy. Pengunjung lain mengagumi proses membuat batik dan kain tenun yang diperagakan seniman batik di State Institute Pedagogic of Design Navoy tersebut. 

Untuk lebih meluaskan jangkauan promosi, KBRI Tashkent juga mengundang anggota Tashkent Women International Group (TWIG) untuk mencoba membatik di gedung KBRI Tashkent. Sekitar 25 orang anggota TWIG sangat antusias dan bahkan beberapa diantaranya menyampaikan niatnya untuk datang ke Indonesia. 

Kegiatan coaching clinic Batik sangat menarik perhatian peserta, beberapa institut Kesenian Tashkent seperti Republican Design College, Republican Art College named after P. Benkov dan National Institute of Fine Art and Design named after Kamoliddin Bekhzad menyatakan ketertarikan menjajaki kemungkinan adanya pengajar dari Indonesia yang memberikan pelajaran mengenai pembuatan batik. (p/ab)