Masyakat Jangan Sampai Terbelah Karena Perbedaan Pilihan Politik

By Admin

nusakini.com--Diharapkan pesta demokrasi tahun 2019 yang akan menggabungkan pemilihan legislatif dan pemilihan presiden dalam satu waktu bisa jadi pesta rakyat yang menggembirakan. Masyarakat bisa saling menghormati pilihannya masing-masing. Tidak cepat termakan isu dan hoax. 

" Masyarakat jangan sampai terbelah," kata Direktur Politik Dalam Negeri Direktorat Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum Kementerian Dalam Negeri La Ode Ahmad Fidani, di Jakarta, Kamis (16/8). 

Pemerintah sendiri khususnya jajaran Kesbangpol akan terus memonitor segala perkembangan yang terjadi di tengah masyarakat. Terutama menjelang pemilu digelar. Segala potensi kerawanan terus dipetakan. Diharapkan, pesta demokrasi pada 2019 nanti berjalan aman dan damai. 

" Kami menghimbau kepada seluruh masyarakat di seluruh wilayah Republik Indonesia agar senantiasa menciptakan dan menjaga stabilitas, kondusifitas, keamanan dan ketertiban dengan tidak saling melakukan provokasi, fitnah, hoax ujaran kebencian, intimidasi dan bahkan anarkisme yang ditujukan kepada salah satu kubu pendukung bakal pasangan calon presiden," La Ode. 

Menurut La Ode, meski berbeda pilihan jangan sampai kemudian masyarakat terbelah. Kebhinekaan harus terus dirawat dan dijaga. Sehingga persatuan dan kesatuan bangsa tidak koyak oleh persaingan politik. Dalam konteks ini, peran tokoh masyarakat sangat penting untuk menjaga kondisi tetap sejuk. Pun peran tim sukses masing-masing calon untuk tak saling provokasi. 

" Mari kita merawat kebhinekaan sekaligus menjaga persatuan dan kesatuan dengan saling menghargai perbedaan pilihan atau dukungan politik masing-masing, baik itu individu maupun kelompok tanpa mengkaitkan dengan identitas SARA," ujarnya. 

La Ode juga berharap warga yang sudah punya hak pilih tidak golput. Sehingga partisipasi pemilih dalam pemilu 2019 bisa tinggi. Karena tingkat partisipasi adalah salah satu kunci keberhasilan sebuah pesta demokrasi. 

" Marilah turut berpartisipasi mensukseskan pemilu serentak 2019 dengan cara menggunakan hak pilihnya secara cerdas dan bijaksana untuk perbaikan bangsa dan negara lima tahun ke depan. Pilihan boleh beda, menang-kalah hal biasa, biar berbeda kita tetap satu jiwa untuk Indonesia Raya," katanya. (p/ab)