Manggis Bali Ke China

By Admin


nusakini.com - Manggis adalah buah eksotis khas tropis. Buah yang dijuluki 'Queen of Fruit" ini terkenal memiliki banyak khasiat, misalnya kandungan antioksidan yang tinggi serta vitamin dan zat untuk menjaga imunitas dan kehalusan kulit. Karenanya tidak heran buah ini sangat digrandrungi. Ditunjang oleh rasa manis yang khas, manggis menjadi salah satu buah andalan Indonesia, termasuk Bali.

Bali sendiri merupakan salah satu daerah penghasil manggis di Indonesia. Manggis Bali, utamanya dari Kabupaten Tabanan, sudah lama terkenal akan kualitas dan cita rasa manis bercampur sedikit asam. Seperti halnya tradisi di beberapa kabupaten di Indonesia, manggis di Tabanan umumnya berasal dari kebun yang diwariskan secara turun temurun. Tidak heran jika kita bisa menemui pohon manggis yang sudah berusia ratusan tahun di sini.

Manggis Bali, bersama manggis dari Jawa Barat, memang sudah memenuhi kualitas ekspor dan telah dikirim ke beberapa negara Asia, seperti Thailand dan Vietnam. Beberapa tahun lalu, ekspor manggis Indonesia juga mampu merambah daratan China, negara yang dinilai memiliki persyaratan tinggi untuk menerima manggis. Namun selama beberapa tahun terakhir, Indonesia tidak bisa masuk karena dinilai tidak menenuhi persyaratan.

Syukurlah pada akhir 2017, China kembali membuka pintunya untuk manggis Indonesia. Dan hari ini, 5 April 2018, dilakukan kembali ekspor manggis Bali langsung ke China, sebanyak 7,2 ton. Beberapa hari lalu juga sudah dilakukan ekspor yang sama.

Di balik keberhasilan manggis Indonesia menerobos tembok China, salah satu pihak yang berperan penting adalah Badan Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian. Apa kunci keberhasilan ini? Rahasianya adalah edukasi dan pendampingan yang terus menerus terhadap petani manggis di sentra-sentra produksi di seluruh Indonesia, termasuk Bali. Hal tersebut dilakukan agar persyaratan teknis yang diminta pemerintah China bisa dipenuhi. 

"Kami bantu kawal melalui pengawasan kepada petani dan eksportir, sehingga kualitas terjaga. Selain itu, proses pemeriksaan karantina di tempat pengeluaran ekspor dibuat lebih cepat, efektif dan efisien" jelas Putu Terunanegara, Kepala Balai Karantina Kelas I Denpasar, yang hadir langsung pada kegiatan ekspor tersebut.


Setidaknya ada beberapa hal yang perlu dipenuhi untuk menjaga kualitas manggis, di antaranya tampilan fisik, bebas dari kutu putih dan semut. Edukasi dan pendampingan inilah yang sudah membuahkan hasil. Lahirlah satu perusahaan produsen manggis di Bali yang teregistrasi dan mampu melakukan ekspor langsung ke China. "Ini merupakan hal yang membanggakan karena selama 4 tahun terakhir, kita hanya bisa masuk pasar China melalui negara ketiga, seperti Malaysia, Thailand dan Vietnam, " papar Teruna dengan rasa bahagia.

Lebih lanjut, dengan disepakatinya protokol ekspor langsung ke China, maka petani bisa meraih keuntungan maksimal dari penjualan manggis. Seorang petani manggis, bernama Kuya, yang sehari sebelumnya ditemui di gudang pengumpulan manggis khusus ekspor di Tabanan, memaparkan bahwa manggis untuk ekspor dibeli dengan harga Rp 15 ribu per kg. Lelaki berusia 50 tahun ini sebelumnya hanya menjual manggis ke pasar lokal dengan harga Rp 10 ribu. Dan Kuya menunjukkan ekspresi gembira saat melihat timbangan manggisnya melebihi 40 kg.

Maka layaklah Teruna bertutur bahagia hari ini, seperti halnya Kuya tadi. "Ini luar biasa membahagiakan petani manggis. Kini mereka lebih bergairah dan menjaga betul kualitas manggisnya", imbuh Teruna.

Lebih lanjut, Teruna menjelaskan bahwa Karantina Pertanian Denpasar menargetkan Bali mampu menyumbang volume ekspor manggis yang tinggi dan suplai secara teratur ke China. Pemerintah sendiri menargetkan 20 ribu ton manggis ke negara Tirai Bambu tersebut secara langsung. Dan manggis asal Bali sejak Januari 2018 hingga hari ini telah terkirim ke China, juga ke Thailand, dengan total volume melebihi 49 ton. Kiranya, manggis memang menjanjikan kemanisan, terutama bagi para petaninya. (tami)