LIPI: Konservasi Lingkungan Mesti Beri Keuntungan Ekonomi

By Admin

Foto/LIPI  

nusakini.com - Upaya penyadaran pentingnya konservasi lingkungan kepada masyarakat semestinya memperhatikan keuntungan ekonomi. “Dari pengalaman kami, masyarakat kurang antusias jika tidak merasakan langsung manfaat ekonomi dari konservasi lingkungan,” ujar Kepala Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Didik Widiyatmoko di desa Girimulya, kecamatan Cibeber, kabupaten Cianjur, Jawa Barat pada Jum’at (5/5/2017) lalu.

Menurut Didik, adanya keuntungan ekonomi akan membuat masyarakat mempunyai rasa memiliki yang kuat terhadap kegiatan-kegiatan konservasi lingkungan. “Seperti yang kami lakukan hari ini adalah membagikan tanaman buah yang bisa ditanam di pinggir sungai sebagai penahan longsor,” jelasnya. 

Dalam kesempatan tersebut, LIPI memberikan empat ribu bibit tanaman kepada masyarakat yang terdiri dari rambutan binjai, durian, trembesi, dan gamelina. “Pohon durian dan rambutan ini dalam empat tahun sudah bisa dipanen buahnya untuk menambah pendapatan masyarakat desa Girimulya, juga gamelina yang punya nilai ekonomi tinggi,”ujarnya. Sedangkan trembesi sambung Didik, dapat digunakan sebagai tanaman peneduh dan pencegah longsor di daerah perbukitan seperti di Girimulya. 

Selain itu, LIPI juga memberikan pelatihan pembuatan Pupuk Organik Hayati kepada petani setempat sekaligus alat pembuat pupuk berbasis mikroba asli Indonesia tersebut yang berkapasitas produksi lima ribu liter. Teknologi ini dikembangkan oleh Pusat Penelitian Biologi LIPI dan telah diterapkan di area persawahan dan perkebunan mulai dari Bandar Lampung hingga Malinau, Kalimantan Utara. 

Ali Mustopa dari Dinas Pertanian, Perkebunan, Kehutanan dan Peternakan Kabupaten Cianjur menyambut baik langkah yang dilakukan LIPI. “Saat ini kami memproyeksikan Cibeber sebagai salah satu sentra buah-buahan di Cianjur,” ujarnya. Selain itu, bantuan alat pembuat Pupuk Organik Hayati akan membantu produksi pertanian di Cianjur sebagai lumbung beras provinsi Jawa Barat dan nasional. 

Dalam kesempatan yang sama, Joko Purwanto dari Komisi VII DPR RI menilai langkah yang dilakukan LIPI sangat penting di tengah kecenderungan masyarakat memilih cara instan seperti penggunaan pupuk kimia dalam bertani dan melupakan keseimbangan alam. “Meski bentuknya mungkin hanya berupa bibit dan pupuk, namun ini lebih berharga dalam membentuk pola pikir masyarakat akan pentingnya menjaga keseimbangan lingkungan daripada bantuan yang sifatnya material,” ujarnya. (p/mk)