nusakini.com - Jakarta - Sebagai mana diketahui, sejumlah lembaga survei Indonesia akan buka-bukaan soal metode dan data hasil hitung cepat atau quick count yang sempat diragukan oleh kubu pasangan calon nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno. Acara tersebut akan diselenggarakan oleh Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi).

Ketika dikonfirmasi, ‎anggota Dewan Etik Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi), Hamdi Muluk membenarkan ihwal rencana tersebut. Semua lembaga survei yang mengikuti acara itu adalah lembaga yang berada di bawah naungan Persepi.

"Besok di Hotel Morisey jam 12.00 WIB,” ujar Hamdi, Jumat (19/4/2019)

Adapun lembaga survei yang berada di bawah naungan Persepi diketahui berjumlah 29 anggota, yaitu:

1. Indo Barometer

2. Voxpol

3. Cyrus Network

4. LKPI (Sumatera Selatan)

5. Politicawave

6. Losta Institute (Yogyakarta)

7. Charta Politika

8. CSIS

9. Populi Center

10. Indikator Politik Indonesia

11. SMRC

12. Lembaga Survei Indonesia

13. Poltracking Indonesia

14. Indopolling Network

15. Pandawa Research

16. Haluoleo Institute (Sulawesi Tenggara)

17. Roda Tiga Konsultan

18. Indo Riset

19. Polmark Indonesia

20. Indo Consulting

21. CRC (Sulawesi Selatan)

22. Cirus Surveyors Group

23. Pedoman Research Communication

24. Indonesia Strategic Institute (Bandung)

25. Sand Analitik Indonesia

26. Indo Data

27. Parameter Konsultindo

28. Spektrum Politika (Padang)

29. Indekstat

Salah satu anggota Persepsi, CEO Cyber Network, Hasan Nasbi mengatakan lembaganya akan ikut serta dalam buka-bukaan data besok. Hasan menantang pihak-pihak yang meragukan proses hitung cepat lembaga survei untuk ikut juga membuka data yang mereka gunakan.

“Kami mau tantang mereka juga untuk buka data. Kalau mereka enggak berani, berarti mereka yang bohong dong,” kata Hasan, Jumat (19/5/2019).

Terpisah, Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Andre Rosiade mengatakan bahwa koalisinya mempersilakan lembaga survei untuk membeberkan metodologi surveinya ke masyarakat. Akan tetapi, dirinya mengkritisi lembaga survei juga berani untuk membuka sumber dana penelitiannya. Dirinya meminta dalang di balik pemilik lembaga survei seperti Denny JA, Yunarto Wijaya, Hanta Yudha, Saiful Mujani, dan Burhanudin Muhtadi berani membuka sumber dana penelitian surveinya. Bagi dia, itu lebih penting ketimbang membeberkan metodologi survei ke masyarakat.

“Tanya survei ini duitnya dari mana selama berbulan-bulan ini. Kan miliaran. Apakah mungkin mereka keluarin duit sendiri miliaran? Tolong itu dijelaskan ke publik, kami tunggu ceritanya di Morrisey besok,” terangnya.

Sedangkan mengenai kehadiran pihak BPN, Andre memastikan tidak akan datang dalam acara buka-bukaan lembaga survei tersebut. 

“Nggak lah, ngapain kami hadir. Kami udah ada real count, ngapain ngurusin quick count. Kami punya real count 60 persen data kami. Ngapain ngurus quick count orang,” pungkasnya. (b/ma)