nusakini.com-Semarang-- Ground breaking Bandara Jenderal Besar Soedirman atau Bandara Wirasaba dilaksanakan pada Juni bulan depan atau setelah Lebaran 1440 H/2019 M. Pembangunan bandara tersebut ditarget selesai dalam 12 bulan, sehingga diprediksi bakal menggenjot perekonomian di lima daerah terdekat plus Kabupaten Pemalang. 

Direktur Utama PT Angkasa Pura II, Muhammad Awaludin mengatakan, pihaknya diberi dua pekerjaan utama dari Menteri BUMN Rini Soemarno agar mempercepat pembangunan bandara yang bakal jadi andalan warga di wilayah Banyumasan itu. Maka pada 11 Mei kemarin pasca land clearance, kata Awaludin, Rini memesan dua hal agar dilakukan percepatan, yakni lahan dan Amdal.

“Penyediaan lahan dari Pemda. Harganya sudah melambung tinggi. Izin Amdal, Minggu ketiga Juni akan bertemu dengan tim supervisi Amdal di pemprov. Untuk dasar induk bandara. Agar semua ideal, jangan sampai ada tuntunan hukum atau tuntutan dari masyarakat, maka Amdal barus beres. Sidang Amdal sudah selesai saat ini tinggal putusan pada Juni mendatang,” katanya, saat audiensi dengan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo di Puri Gedeh, Rabu (29/5).

Saat ini, telah dilakukan pengukuran tanah dan pengosongan lahan, yakni ada lima hektare lahan tebu. Lahan 115 hektare milik TNI AU serta 3,8 hektare lahan milik Pemkab Purbalingga. Rencananya, pada tahap I Bandara Jenderal Soedirman dapat melayani penerbangan pesawat berbadan sedang seperti ATR 72-600 dan sejenisnya. Kapasitas parkir pesawat dirancang untuk ukuran 3 unit pesawat ATR 72.

“Untuk pembangunan runway akan dilakukan 1.600m sebagai prioritas utama. Juni proses konstruksi. Untuk desain akan dirancang semi modern dan tradisional,” paparnya.

Bandara Jenderal Besar Soedirman di Purbalingga tersebut bakal memiliki runway atau landasan pacu sepanjang 1.600 meter. Di mana runway saat ini masih berupa rumput sepanjang 850 meter. Panjang runway akan ditambah di tahap II hingga sepanjang 2.500 meter beserta fasilitas-fasilitas pendukung lainnya.

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo berharap, pada mudik Lebaran tahun depan bandara tersebut sudah bisa beroperasi.

“Dengan perencanaan tersebut, diasumsikan pergerakan penumpang bisa mencapai 1 juta per tahun. Harapannya, tahun depan sudah ada pesawat landing di Purbalingga. Rencana pembangunan yang mulanya 16 bulan di-push jadi 12 bulan,” ujarnya.

Dengan pembangunan tersebut, Ganjar menaksir, bukan hanya Purbalingga yang bakal mendapat manfaat. Namun daerah-daerah lain di luar wilayah Banyumasan juga bakal menerima berkah, terutama Kabupaten Pemalang. Hal tersebut karena sudah ada jalur penghubung antara Purbalingga dengan Pemalang.

“Bahkan Purwokerto ini yang paling siap. Infrastruktur, tata kota dan sosial serta penunjang lain seperti hotel di Purwokerto paling siap. Tapi Banjarnegara dan Wonosobo pun juga bakal semakin terangkat dengan bandara ini,” tukasnya.

Bandara Jenderal Besar Soedirman itu merupakan satu dari empat bandara yang jadi prioritas utama Ganjar untuk dikembangkan. Begitu Bandara Ahmad Yani selesai, Ganjar kini tengah ngebut pembangunan Bandara Jenderal Besar Soedirman. Selanjutnya berlanjut ke Bandara Dewadaru di Karimunjawa, Jepara dan Bandara Ngloram di Blora.

“Saya sih bermimpinya mengawal pembangunan empat bandara di Jawa Tengah. Kalau ini semua selesai, ekonomi bakal terdongkrak dan kemajuan lainnya akan menyusul,” ucapnya. (p/ab)