Laporan HAM: Kolombia Gunakan Kekuatan yang Berlebihan untuk Lawan Demonstran

By Nad

nusakini.com - Internasional - Sebuah dewan hak asasi manusia Internasional menuduh pasukan keamanan Kolombia menggunakan "kekerasan yang tidak seimbang dan berlebihan" dalam menangani demonstran di jalan, dua bulan setelah demonstrasi dimulai di Bogota yang menewaskan puluhan orang.

Laporan dari Komisi HAM Inter-Amerika (IACHR) yang dirilis pada hari Rabu (7/7), menambahkan kritik terhadap pemerintahan Presiden Kolombia Ivan Duque, yang dituduh menggunakan tindakan kekerasan sejak protes dimulai pada tanggal 28 April.

Protes ini terjadi karena usulan rombakan pajak oleh Duque sebagai bagian dari pemulihan ekonomi Kolombia akibat pandemi COVID-19. Para kritik menyatakan perubahan ini akan melukai warga kelas menengah.

Reformasi pajak ini telah ditinggalkan. Namun aksi turun ke jalan dan demonstrasi semakin meningkat setelah isu-isu yang terjadi, termasuk ketidak rataan pendapatan dan tuduhan kekerasan polisi.

Menurut organisasi HAM di Kolombia, lebih dari 70 orang telah terbunuh di jalan sejak protes dimulai. Merek menyatakan kematian-kematian ini disebabkan oleh pasukan keamanan Kolombia.

Namun Jaksa Agung Kolombia membantah tuduhan tersebut, mereka menyatakan hanya 24 kematian dibuktikan berkaitan dengan demonstrasi. Kepolisian Nasional Kolombia menyatakan mereka sedang melakukan investigasi mengenai lebih dari 16 kasus tuduhan pembunuhan yang disebabkan oleh polisi.

Duque juga membahas laporan tersebut, ia mengatakan "tidak ada yang bisa merekomendasikan sebuah negara untuk mentoleransikan aksi-aksi kriminal."

Ia menyatakan Kolombia adalah negara yang menghormati demonstrasi yang damai. Ia menambahkan bahwa aksi-aksi perusakan, terorisme, dan pemblokiran jalan akan dikonfrontasikan dengan hukum yang berlaku.