Lagi, KAI Kembangkan Kawasan Transit Terpadu di Stasiun KRL

By Admin


nusakini.com - Jakarta - PT Kereta Api Indonesia (Persero), bekerja sama dengan PT Waskita Karya Realty dan Pemerintah Kota Bogor, mengembangkan kawasan transit terpadu atau transit oriented development (TOD). Proyek yang akan dibangun di area Stasiun Bogor itu ditargetkan rampung dan bisa diresmikan sebelum Oktober 2019. Ini merupakan TOD kedua setelah beberapa waktu lalu memulai pembangunan di Stasiun Tanjung Barat.

Direktur Utama KAI Edi Sukmoro, bersama Direktur Utama PT Waskita Karya (Persero) M Choliq, Direktur Utama Waskita Realty, Tukijo, dan Walikota Bogor Bima Arya melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) Sinergi Transit Oriented Development (TOD) kawasan Setasiun Bogor dan Rencana Pembangunan Halte dan Stabling Kelurahan Sukaresmi Kota Bogor. Penandatanganan disaksikan langsung oleh Menteri BUMN Rini Soemarno dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi bertempat di ruang pertemuan Garuda gedung Kementerian BUMN, Jakarta Senin (11/9/2017) lalu.

Proses penandatanganan MoU oleh Walikota Bogor Bima Arya, Direktur Utama KAI Edi Sukmoro, dan Direktur Utama Waskita Realty Tukijo

"Sinergi BUMN ini kita harap bisa mewujudkan Bogor menjadi nyaman dan efisien dalam pengelolaan transportasi publik dan TOD sebagai satu titik. TOD ini akan dibangun dengan halte Sukaresmi karena akan mengurai 600 ribu penumpang KRL per harinya yang akan naik dari Setasiun Bogor untuk sebagian pindah ke Sukaresmi," kata Rini Soemarno dalam sambutannya. 

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengatakan apartemen akan dibangun di dekat Stasiun Bogor. Dia berharap pengeluaran transportasi masysarakat berpenghasilan rendah bisa ditekan karena dekatnya lokasi tempat tinggal dengan sarana transportasi. Rini Soemarno mengatakan, rencana pembangunan TOD Stasiun Bogor telah dibicarakan sejak tahun lalu dan pelaksanaan groundbreaking TOD Stasiun KA Bogor diproyeksikan terlaksana pada 5 Oktober 2017. "Saya sangat mengapresiasi kesepakatan ini. Kami merasa titik kumpul masyarakat menggunakan jalur KRL di Bogor ini sangat penting. Karenanya, saya tekankan kita punya tanggung jawab bersama agar Bogor manjadi lebih nyaman," ucap Rini.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan dengan adanya TOD maka dapat mengefisienkan ruang kota nuntuk menjadi suatu tempat paduan moda transportasi yang ada seperti LRT, BRT dan MRT. "Pembenahan tata ruang untuk Transportasi ini penting dilakukan, ini proyek yang bagus sekali agar menjadikan Bogor menjadi tempat TOD," ujar Menhub. Menurut Budi, pengembangan transportasi publik ini bisa mengarah kepada pembangunan transit oriented development (TOD) di lebih banyak kawasan. Saat ini, pemerintah sedang membangun TOD di dua lokasi, yaitu Tanjung Barat dan Pondok Cina. Pengembangan TOD ini juga memiliki manfaat yang berlipat ganda. Menurutnya manfaat TOD juga besar karena beban komuter di Stasiun Bogor cukup tinggi. Penataan kawasan di stasiun ini sangat dibutuhkan mengingat akan dibangun jalur kereta ganda Bogor-Sukabumi. "Kita sudah ada ide jadikan Bogor menjadi double track kemudian elektrifikasi artinya ada satu lintasan yang efisien bila direncanakan dr awal, yaitu Jakarta-Bogor-Sukabumi," jelas Budi.

Walikota Bogor Bima Arya mengapresiasi rencana pembangunan kawasan transit terpadu tersebut. Ia yakin proyek itu bisa membantu upaya penataan ruang dan mendorong penggunaan sarana transportasi publik. "Kami bekerja keras untuk merealisasikan mimpi kami, mendorong warga menggunakan transportasi publik," ujar dia.

Dia ingin warga Bogor yang selama ini bekerja di Jakarta bisa memanfaatkan fasilitas tersebut. Ia menyebutkan setiap hari ada 800 ribu warga Bogor dan sekitarnya yang berangkat dari Stasiun Bogor untuk bekerja di Jakarta. "Kami berharap segmen inilah yang akan mendapatkan tempat di apartemen. Populasi kelas menengah di Bogor kini semakin besar," ujar dia. Dengan begitu, ia yakin kepadatan arus mobil pribadi di jalan akan berkurang.

Rencananya Groundbreaking dari proyek tersebut akan dilakukan pada 5 Oktober 2017 dan pembangunan TOD kawasan Stasiun Bogor akan dilakukan oleh PT Waskita Karya realty (Persero), PT Kereta Api Indonesia (Persero) dan didukung Pemerintah Kota Bogor. Tujuannya, agar kawasan stasiun tidak terlalu padat. Hal tersebut mengingat Stasiun Bogor setiap harinya menampung komuter hingga ratusan ribu dari berbagai penjuru Kota Hujan. Kerja sama dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI) untuk pengembangan kawasan transit oriented devel-opment (TOD) di Bogor di atas lahan 6,5 hektare (Ha). Proyek tersebut bernilai Rp 1,6 triliun dan perseroan akan membangun 25%-30%. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mendukung pembangunan proyek transit oriented develoment ( TOD) di Stasiun Bogor yang dikembangkan PT Waskita Karya Realty. Rencananya, Waskita juga membangun hunian berupa apartemen sebanyak 8 menara setinggi 18 lantai. Dengan total 1.500 unit, 25-30 persen di antaranya diperuntukkan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dan masyarakat menengah sekira 60-70%. (p/ma)