nusakini.com - Jakarta - Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaadmadja di Jakarta, Rabu (27/4/2016) memaparkan, rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL), Bank Central Asia (BCA) pada kuartal I 2016 mengalami kenaikan dari 0,4 persen dari perbandingan posisi NPL kuartal I 2015.

Namun pertumbuhan kredit BCA, menurut Jahja, mengalami kenaikan di kuartal I 2016 (Rp 374 Triliun), dibandingkan kuartal I 2015 (Rp 331 Triliun).

Lanjut Jahja, adapun faktor utama meningkatnya NPL BCA disebabkan karena adanya nasabah korporasi Rp 500-an miliar menjadi macet.

"dari total kenaikan 0,4 persen NPL, korporasi yang macet saja, pengaruhnya sudah 0,2 persen atau setengahnya", jelas Jahja.

Selain itu, kata Jahja, pengaruh meningkatkannya NPL karena menurunnya kualitas kredit SME (Small and Medium Enterprises) oleh dampak tahun lalu belum berakhir.

Sementara itu, total kredit konsumer BCA tumbuh 10,9% menjadi Rp 102,1 triliun. Hal ini disebabkan naiknya pertumbuhan kredit BCA di semua produk konsumer.

"Kredit KPR saja naik 9,3 % (Rp 59,9 Triliun) dan kredit kendaraan bermotor meningkat 13,8% (Rp 32,7 triliun)", tutup Jahja.(if/mk)