Kreasi Olahan Limbah Dominasi Bursa Pemberdayaan Masyarakat

By Admin

nusakini.com--Limbah tas kresek seringkali hanya terbuang sia-sia. Dijual di pedagang rongsokan pun, tak mudah dilakukan. Namun ternyata, dengan pengepresan, tak kresek bisa diolah menjadi tas cantik. 

Seperti yang dipamerkan di stand Kota Semarang, pada Pembukaan Bursa Pemberdayaan Masyarakat yang diselenggarakan di Lapangan Desa Margorejo, Kabupaten Pati, Rabu (25/4). Banyak produk yang dipamerkan pada event yang dibuka oleh Plt Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Tengah Hj Sudarli Heru Sudjatmoko itu. 

Kabupaten Grobogan dengan potensi kayu jatinya, menjual meja kayu dari limbah kayu jati. Akar jati yang tak terpakai, dipotong-potong dan ditata sampai berbentuk kotak meja kursi, dengan motif menarik. Ada pula tempat tisu, tempat pensil dari limbah pelepah pisang. 

“Kalau kayu jati dipotong, itu kan masih ada sisa sedikit. Sisa yang sedikit itu dipotong-potong, ditata kemudian dirapikan sampai seperti ini (berbentuk kotak),” terang Sujanto dari Dispermades Kabupaten Grobogan. 

Stand Kabupaten Wonogiri juga menampilkan aneka tas berbahan baku kain perca. Stand Kabupaten Kudus pun menampilkan berbagai produk berbahan limbah bungkus kopi. Stand Kabupaten Demak menjual bantal dengan isi limbah plastik. 

Selain produk berbahan limbah, sebagian besar stand juga menampilkan batik lokal dan kopi. Salah satunya stand Kabupaten Kendal yang menawarkan kopi unggulan robusta asal Sukorejo. 

“Awalnya masyarakat memang tidak yakin dengan komoditas kopi mereka. Tapi kami berupaya membuat kopi Sukorejo lebih baik. Terbukti, sejak dikelola BUMDes pada 2017 lalu, omset kami terus meningkat. Pemasarannya pun sudah menjangkau Jakarta,” beber Toha, pengelola BUMDes Bangkit Mandiri, Kalibogor, Sukorejo. 

Plt Ketua TP PKK Provinsi Jawa Tengah Sudarli Heru Sudjatmoko, memgapresiasi pameran produk UKM yang sebagian besar dikelola BUMDes. Dia berharap event tersebut bermanfaat bagi peserta, khususnya dalam berbagi ilmu dan pengalaman mengenai pengelolaan BUMDes. Masyarakat pun bisa mengambil manfaat, dengan mengenal dan memperoleh aneka produk, termasuk makanan khas dari sejumlah daerah di Jawa Tengah. 

Saat meninjau stand, Sudarli juga mengingatkan pedagang agar tidak menggunakan pewarna kimia untuk produk makanan, meski pedagang berdalih agar pembeli lebih tertarik dengan penampilan yang warna warni. Menurutnya, dengan lebih banyak menjual makanan tanpa pewarna, masyarakat pun akan terbiasa, dan memilih produk tanpa pewarna kimia yang lebih sehat. 

Dalam kesempatan itu, Sudarli juga memborong tepung mocav. Dia mengaku lebih menyukai mocav ketimbang terigu. Karena jarang ditemui, begitu mendapati tepung mocav langsung membeli dalam jumlah banyak. “Enak lho untuk mendoan,” ungkapnya. 

Ketua Panitia Penyelenggara Drs Sudaryanto MSi menjelaskan, tujuan diselenggarakannya Bursa Pemberdayaan Masyarakat untuk meningkatkan kepedulian dan peran serta masyarakat, guna memperkuat kesadaran bersama dalam pembangunan secara gotong royong. Sehingga masyarakat merasa memiliki dan bertanggung jawab terhadap hasil-hasil pembangunan. 

“Selain itu meningkatkan partisipatif dan mendorong keswadayaan masyarakat berbasis kearifan lokal, serta meningkatkan BUMDes dan UKM di Jawa Tengah,” jelasnya. 

Ditambahkan, bursa tersebut diikuti oleh 21 stand BUMDes, dua stand desa berdikari, lima stand mitra BUMDes (BUMN dan perbankan), serta stand untuk Kabupaten Pati dan sekretariat. 

“Ada pula stand untuk pelayanan kependudukan, yakni rekam dan cetak e-KTP,” tandas Sudaryanto. (p/ab)