Korsel Segera Bangun Pabrik Kabel Listrik Senilai USD 50 Juta di Indonesia

By Admin

nusakini.com--Pabrik Kabel Listrik senilai USD 50 Juta akan segera dibangun oleh perusahaan Korea Selatan LS Cable & System (LS C&S) di kawasan Artha Industrial Hill, suatu kawasan industri di Karawang Barat, melalui skema joint venture dengan menggandeng PT Artha Metal Sinergi (AMS) perusahaan Indonesia dalam jaringan Artha Graha Network (AGN). Kesepakatan tersebut terjalin dengan ditekennya perjanjian kerjasama antara LS Cable & System dengan PT Artha Metal Sinergi di KBRI Seoul  belum lama ini.

Pabrik seluas 64.000 m2 akan siap beroperasi pada akhir tahun 2019. Ditargetkan pabrik ini akan menghasilkan penjualan sebesar 100 juta Dolar Amerika Serikat di tahun 2025. Dengan akan berdirinya pabrik kabel ini, diharapkan target Pemerintah dalam mencapai distribusi tenaga listrik yang memadai di seluruh pelosok nusantara semakin mudah direalisasikan. 

Hadir menandatangani kesepakatan joint venture ini yaitu Presiden Direktur PT. Artha Metal Sinergi Felix Efendi, Artha Graha Network Panji Yudha Winata serta mitra Koreanya yaitu CEO dan CSO LS Cable & System Ltd. Myun Roe-Hyun dan Ju Wan-Soeb. Turut menjadi saksi dalam penandatanganan adalah Direktur Indonesia Investment Promotion Centre di Seoul Imam Soejoedi dan Dubes RI Seoul Umar Hadi.  

Dubes RI Seoul menyambut gembira kesepakatan ini seraya meyakinkan pihak Korsel bahwa keputusan pendirian pabrik ini sangatlah tepat. Di hadapan para petinggi perusahaan besar kedua negara tersebut, Dubes Umar menggarisbawahi bahwa Indonesia merupakan tempat terbaik untuk mengembangkan bisnis.  

“Saya menyebut Indonesia dalam formula 3 + 2. Tiga hal utama yang menjadikan Indonesia tempat terbaik adalah besarnya pasar yang ada, akses dan ketersediaan bahan mentah serta jumlah angkatan kerja yang berlimpah. Selain itu, dua elemen pendorongnya adalah Pemerintah Indonesia yang pro bisnis serta Indonesia juga merupakan negara yang aman,” ujar Dubes Umar dengan yakin sembari mengutip rilis pekan ini oleh Gallup Report, lembaga jajak pendapat internasional yang bermarkas di Swiss, yang menempatkan Indonesia sebagai 10 besar negara teraman di dunia.  

CEO LS C&S CEO, Roe-Hyun Myung, juga menyampaikan hal serupa. “Indonesia adalah salah satu negara dengan perkembangan tercepat di dunia yang telah menjadi pasar menarik yang mendapatkan momentumnya saat kunjungan Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in, ke Indonesia pada akhir November lalu,” tuturnya. 

Menanggapi kesepakatan ini, CEO AMS Felix Effendi menyampaikan bahwa Joint Venture memperkuat kerja sama dua sisi. “Usaha patungan kami tidak hanya menandakan kolaborasi kedua perusahaan, tetapi juga memperkuat ikatan kerjasama kedua negara,” ungkapnya seraya menjelaskan bahwa perusahaan patungan ini akan memanfaatkan keahlian dan pengalaman dari masing-masing pihak dan memberikan proses transfer teknologi yang signifikan dari salah satu produsen kabel listrik terbaik di dunia.  

Kedua perusahaan telah sepakat untuk membangun pabrik manufaktur kabel listrik pertama mereka di Artha Industrial Hill, sebuah kawasan industri terkenal yang berlokasi di Karawang Barat, Jawa Barat, Indonesia. “Keputusan yang dibuat oleh LS Cable & System dan mitra lokal mereka di Indonesia, PT Artha Metal Sinergi, untuk mendirikan pabrik pertama mereka di Artha Industrial Hill, adalah penilaian yang baik, karena Artha Industrial Hill terletak di lokasi yang strategis dan memiliki fasilitas yang terintegrasi. dan infrastruktur di kawasan industri,” kata Duta Besar Umar Hadi.  

“Artha Industrial Hill melaksanakan program KLIK dari BKPM yang merupakan 'Kemudahan Jasa Investasi Konstruksi Langsung',” tambahnya. Melalui program KLIK dari BKPM, investor sekarang dapat membangun pabrik mereka dan mengurus izin terkait secara bersamaan. Dengan tersedianya program KLIK, banyak produsen Korea telah memilih kawasan industri Artha Industrial Hill. 

LS C&S didirikan sejak tahun 1962. Dalam 56 tahun terakhir, LS C&S telah berkembang menjadi salah satu produsen kabel listrik terbesar di dunia dengan memanfaatkan teknologi inovatif pada produknya. Dengan berdirinya pabrik ini di Indonesia, LS C&S akan memiliki tujuh perusahaan produksi di Asia, termasuk di Tiongkok, India, Myanmar, dan Vietnam. 

Di sisi lain, ruang bisnis dari AGN mencakup banyak sektor yang tersebar di seluruh Indonesia, seperti properti, keuangan, agrikultur, dan perhotelan. Indonesia sendiri merupakan konsumen kabel listrik terbesar di ASEAN dengan pertumbuhan lebih dari 8 persen per tahun. Hal ini didorong oleh kebijakan pemerintah dalam pengembangan infrastruktur secara masif, terutama dalam bidang energi listrik dan konstruksi. (p/ab)