Kominfo: BTS Kantuk Asam Wujud Pemerataan Layanan Telekomunikasi

By Admin


nusakini.com - “Penyediaan BTS oleh Kementerian Kominfo di daerah blankspot merupakan salah satu program USO (Universal Service Obligation/Kewajiban Pelayanan Universal) di bidang telekomunikasi dan informatika yang dibangun dengan menggunakan dana USO yang dikelola oleh Balai Penyedia dan Pengelola Pembiayaan Telekomunikasi dan Informatika (BP3TI)” Dikatakan Menkominfo Rudiantara saat meresmikan BTS Desa Kantuk Asam, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, Rabu (28/12/2016)

“BTS yang dibangun merupakan wujud layanan pemerintah pusat kepada masyarakat untuk mempercepat pemerataan infrastruktur telekomunikasi,” imbuh Menteri Komunikasi dan Informatika.

BTS di daerah blankspot yang dibangun oleh BP3TI merupakan usulan dari pemerintah daerah dan diimplementasikan melalui kerjasama antara BP3TI, pemerintah daerah, perusahaan penyediaan transimisi, power dan tower sertai operator seluler.Mekanisme kerjasama yang digunakan adalah mekanisme sewa layanan, di mana BP3TI membiayai layanan transmisi, power dan tower, pemerintah daerah meminjamkan lahan, dan operator selular menyediakan dan mengoperasika perangkat BTS. Operator selular yang kali ini melakukan kerja sama dengan Kementerian Kominfo untuk melayani BTS di daerah Blankspot, yaitu PT. Telkomsel.

Pembangunan sarana telekomunikasi dan informatika di wilayah perbatasan diharapkan Menteri Rudiantara dapat memperkuat desa-desa dan daerah-daerah dalam kerangka negara persatuan. Pembangunan BTS di daerah blankspot merupakan salah satu upaya pemerintah dalam membangun ketersediaan infrastruktur layanan akses telekomunikasi yang menghubungkan seluruh daerah di Indonesia. Pembangunan sarana telekomunikasi dan infromatika di wilayah perbatasan sesuai dengan amanat poin ketiga Nawa Cita, yaitu membangun Indonesia dari pinggir dengan memperkuat desa-desa dan daerah-daerah dalam kerangka negara persatuan.

BP3TI, Kementerian Kominfo menargetkan 147 BTS akan terbangun di seluruh daerah blankspot yang tersebar di Indonesia. Dari total 147 BTS yang ditargetkan live Desember 2016, terdapat 75 BTS di daerah perbatasan Indonesia-Malaysia tersebar di Provinsi Kalimantan Barat, Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur. Jumlah BTS di daerah perbatasan Indonesia-Malaysia yang telah live sampai dengan pertengahan Desember 2016 sejumlah 31 BTS, sisa 40 BTS masih dalam proses dan sisanya masih dalam fabrikasi . namun seluruhnya ditargetkan bisa beroperasi Februari 2017.

Dengan dibangunnya BTS di kantuk Asam, bukti keseriusan pemerintah dalam pemenuhan kebutuhan infrastruktur publik, khususnya sektor telekomunikasi. sesuai dengan Rencana Strategis kementerian Komunikasi dan Informatika 2015-2019, Rudiantara berharap pada tahun 2019 sudah terbangun 625 BTS di daerah blankspot.

Setelah meresmikan BTS Chief RA melakukan panggilan telepon pertama/ panggilan percobaan (test call) ke Bupati Alor, Nusa Tenggara Timur, didampingi Bupati Kapuas Hulu. Panggilan telepon pertama tersebut sebagai simbol diresmikannya BTS serta menguji sinyal telekomunikasi seluler antara dua BTS. Masyarakat yang berada di kawasan perbatasan Indonesia dengan negara lain yang sebelumnya terisolir, telah dapat menikmati jaringan seluler. “Telepon Pertama” ini membuktikan bahwa jarak tidak menentukan untuk berkomunikasi selama terdapat fasilitas telekomunikasi sehingga dapat meningkatkan aktifitas ekonomi, sosial dan budaya di daerah. “Pembangunan BTS merupakan upaya Kementerian Kominfo untuk membuat Indonesia merdeka, bebas berkomunikasi dari manapun. Pembangunan sarana telekomunikasi dan informatika di wilayah perbatasan diharapkan dapat memperkuat desa-desa dan daerah-daerah dalam kerangka negara persatuan” ujar Menkominfo.(p/mk)