Kolaborasi Polbangtan dengan Perguruan Tinggi Mitra

By Admin


nusakini.com - Dalam upaya akselerasi pencapaian swasembada pangan strategis, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) sejak tahun 2015-2019 telah melakukan kerjasama dengan beberapa Perguruan Tinggi (PT) Mitra.

Kerjasama tersebut berupa kegiatan pendampingan mahasiswa/alumni serta dosen di sentra produksi pangan dan di kawasan perbatasan. Secara teknis kegiatan ini merupakan kolaborasi yang melibatkan mahasiswa/alumni serta dosen Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) dengan Perguruan Tinggi Mitra yang meliputi : Penambahan Luas Tambah Tanam (LTT), Optimalisasi pemanfaatan alat mesin pertanian dalam upaya penambahan LTT, Peningkatan produktifitas daging sapi melalui program Sapi Indukan Wajib Bunting (SIWAB), Peningkatan produktifitas hasil pertanian untuk memenuhi bahan baku industri dan mengisi peluang ekspor serta peningkatan kesejahteraan petani melalui program Serap Gabah (SERGAB).

Kepala Pusat Pendidikan Pertanian (Pusdiktan), Idha Widi Arshanti mengatakan banyaknya kerjasama yang dilakukan oleh Kementa perlu dievaluasi sehingga kita dapat mengetahui apa saja manfaat dari kegiatan tersebut baik untuk mahasiswa)/alumni maupun bagi masyarkat sekitar. Sebagai tindak lanjut kerjasama tersebut dan persiapan kegiatan ini ditahun 2020, maka Pusdiktan, BPPSDMP menyelenggarakan Seminar Nasional program pendampingan mahasiswa/alumni dan kawasan perbatasan tahun 2019 terkait kebijakan strategis Kementan di hotel Platinum Yogyakarta tanggal 13-15 Nopember 2019. Kegiatan ini diikuti oleh 120 peserta yang terdiri dari penanggung jawab program, penanggung jawab dan pengelola pelaporan program pendampingan mahasiswa/alumni dan pendampingan kawasan perbatasan di perguruan tinggi mitra dan Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) dan Politeknik Engineering Pertanian Indonesia (PEPI) dan Dekan PT Mitra.

Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi pada arahannya pada pembukaan Seminar Nasional Program Pendampingan Mahasiswa/ alumni dan Kawasan Perbatasan Tahun 2019 menyampaikan pangan adalah kehidupan, tidak ada pangan tidak ada kehidupan. "Pangan adalah pondasi paling mendasar untuk berdirinya suatu negara. Untuk itu kita harus berevolusi dan berjuang untuk pangan bangsa negara ini. Luasan negara Indonesia yang didominasi oleh lahan pertanian mendukung penyediaan pangan secara optimal. Luasan negara Indonesia yang didominasi oleh lahan pertanian mendukung penyediaan pangan secara optimal. 

Tugas kita insan pertanian adalah menyediakan pangan untuk seluruh rakyat indonesia, meningkatkan kesejahteraan 31 juta petani Indonesia. Kenyataannya 2,7 jt usianya masuk kategori millenial, sisanya usia lanjut. Sangat tidak bijaksana apabila urusan pangan kita serahkan sepenuhnya kepada petani. Ekspor produk pertanian sebesar-besarnya keseluruh manca negara pun harus terus kita dorong. Kita harus mampu bersaing dengan negara-negara lain yang menginginkan ekspor. Untuk itu komoditas pertanian kita harus memiliki nilai daya saing yang yinggi yang mampu bersaing di pasar. Produktifitas dan kontinuitas memegang peranan penting. Ditambah peningkatan kualitas, kandungan gizi, bentuk, struktur dan tidak mengandung residu pestisida, logam berat, dll. Inilah yang menjadi persyaratan ekspor dipasar internasional", papar Dedi.

Disinilah peran insan pelaku pertanian, dosen, Widyaiswara, praktisi pertanian, mahasiswa dan alumni yang memiliki jiwa wirausaha yang tinggi, handal serta mampu bersaing sangat dibutuhkan. Kepala badan mengajak seluruh insan pertanian khususnya peserta Seminar Nasional untuk menjadi aktor pertanian yang tangguh dan hebat sehingga mampu menyediakan pangan,mensejahterakan petani dan meningkatkan ekspor. "Ini tugas besar kita, untuk itu kita semua harus bekerja dengan cara yang luar biasa, kinerja kita harus lebih besar dari apa yang kita cita-citakan. 

Tugas mulia kita ini harus dihadapi dengan kerja dan upaya yang luar biasa.

Khususnya alumni dan mahasiswa sebagai generasi millenial sebagai eksekutor pembangunan pertanian harus mampu berjuang diatas rata-rata. Arahkan waktu, tenaga dan pikiran kita ke program-program strategis pertanian. Beliau juga menjaskan program-program strategis Kementan saat ini, yakni Satu data, dengan satu data program,target dan kebijakan dapat dibuat. Untuk itu akan dibangun agricultural war room dimana berbagai gagasan, ide untuk meningkatkan produktivitas pertanian digagas dan dibahas. Dengan kemajuan teknologi diera 4.0 akan dipantau seluruh aktivitas pertanian melalui standing crop.

Program yang kedua adalah kostratani yakni pusat kegiatan pembangunan pertanian tingkat kecamatan yang meruoakan optimalisasi tugas, fungsi dan peran Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional. Kostratani harus menjadi pusat data dan informasi, pusat gerakan pembangunan pertanian, pusat pembelajaran dan pusat konsultasi agribisnis serta pusat pengembangan jejaring kemitraan.

Tak hanya itu, penguatan sarana dan prasarana, penguatan lembaga, peningkatan kapasitas sdm, peningkatan penyelenggaraan melalui penguatan daya dan informasi, layanan agribisnis, penguatan brigade, sinergi dengan Kementerian/Lembaga terkait, koordinasi vertikal, jejaring kerjasama pun menjadi sasaran program strategis Kementan. (lely)