nusakini.com-Marseille-KJRI Marseille kembali mengadakan pertemuan dengan Pemerintah Daerah dan pengusaha importir furniture serta handicraft di Montpellier tanggal 13 Desember 2018. Dalam kesempatan itu, Konjen Asianto Sinambela memaparkan tentang potensi produk unggulan ekspor Indonesia di pasar negara-negara di kawasan Uni Eropa. Demikian pula dengan upaya terobosan yang dilakukan untuk meningkatkan hubungan dan kerjasama bilateral Indonesia - Perancis. 

• Gurihnya Oseng Tempe Mendukung Promosi Pariwisata di Frankfurt
• Kemeriahan Bazar Indonesia di San Francisco
• Pengunjung Banjiri Wisata Kuliner Indonesia, Makanan Khas Nusantara Laris Manis Diborong Warga
• Konsulat RI Tawau Gelar Promosi Budaya, Pariwisata, dan Kuliner “The Beauty of Indonesia
• Ribuan Pengunjung Padati Keraton 2022, Festival Budaya Indonesia Terbesar di Pantai Barat Amerika Serikat

Sebaliknya, Wakil Walikota bidang hubungan internasional dan pariwisata Montpellier menyambut baik upaya peningkatan kerjasama dengan KJRI. Kota Montpellier juga membuka partisipasi aktif KJRI untuk berbagai acara promosi dagang dan pariwisata. Dinyatakan pula bahwa kota Montpellier membuka kesempatan kepada diaspora Indonesia untuk berpartisipasi dalam aktivitas budaya maupun ambil bagian dalam dunia usaha. 

Konsul Jenderal Asianto Sinambela menekankan perlunya partisipasi masyarakat Indonesia dalam promosi produk Indonesia dan ikut dalam kegiatan bisnis. Potensi pasar di Montpellier cukup besar, khususnya untuk produk barang rumah tangga, furniture dan kerajinan tangan yang ramah lingkungan. Selain itu, produk UKM Indonedia telah masuk ke pasar setempat. 

Namun, beberapa pengusaha di Montpellier mengungkapkan adanya penurunan volume impor furniture dan kerajinan dari Indonesia. Sementara itu produk-produk dari negara kompetitor Asia lainnya terjadi peningkatan. Para pengusaha mengharapkan agar pasokan barang Indonesia tetap terjaga dan naik kembali. Perusahaan agen barang dekorasi dan alat rumah tangga, Quadro, menyampaikan minatnya pada barang kerajinan dan furnitur kayu Indonesia yang lebih kompetitif. 

Konjen Asianto Sinambela selanjutnya menyampaikan bahwa KJRI tengah mempelajari dan berupaya mengurai kendala impor furniture dan kerajinan Indonesia berbahan baku kayu. Terdapat peluang bagi barang kerajinan berbahan baku kayu limbah yang didaur ulang. Semua pihak dalam pertemuan berkomitmen untuk menjalin kerjasama berkelanjutan, dan mengharapkan respon positif dari kalangan mitra bisnis, baik yang di Indonesia maupun yang dari Montpellier.(p/ab)