Kisah Transformasi Koperasi Indonesia

By Admin


nusakini.com - Jakarta - Setiap tahun, pada 12 Juli, Indonesia memperingati Hari Koperasi. Tanggal ini merupakan momentum dimulainya pergerakan koperasi di Indonesia yang ditandai dengan Kongres Koperasi I di Tasikmalaya pada 12 Juli 1947. Meski sebelumnya, keberadaan koperasi di Nusantara telah mengalami sejarah yang sangat panjang.  

Sejak saat itu, koperasi menjadi gerakan ekonomi kerakyatan yang berlangsung secara massif di seluruh tanah air. Koperasi menjadi bagian ekonomi kerakyatan dengan prinsip usahanya berdasarkan azas kekeluargaan.

Saat ini, koperasi memiliki peran strategis mendorong pertumbuhan ekonomi untuk memberikan pemerataan kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan. Mencapai tujuan tersebut, Kementerian Koperasi dan UKM menjalankan Reformasi Total Koperasi. Reformasi Total Koperasi bertujuan mengembangkan koperasi secara berkualitas sebagai organisasi yang memberikan kesejahteraan kepada anggotanya dan kemanfaatan kepada masyarakat.

Reformasi Total Koperasi dilaksanakan dengan tiga langkah strategis: Reorientasi, Rehabilitasi dan Pengembangan. Reorientasi Koperasi ditandai dengan perubahan paradigma dari kuantitas menjadi koperasi berkualitas dan berdaya saing tinggi. 

Rehabilitasi menjadi tonggak terhadap perbaikan database koperasi dengan Online Database System untuk menghasilkan data koperasi yang akurat dan aktif.

Pengembangan bertujuan untuk meningkatkan kapasitas koperasi yang setara dengan badan usaha swasta dan BUMN yang sehat, profesional melalui berbagai regulasi yang kondusif dan pembinaan yang terus menerus.

Melalui Reformasi Total Koperasi, koperasi mampu tumbuh secara berkualitas yang ditandai dengan meningkatnya kontribusi PDB koperasi terhadap PDB nasional. Tahun 2014, PDB koperasi hanya 1,71 persen kemudian meningkat menjadi 3,99 persen tahun 2016 dan tahun 2017 naik lagi menjadi 4,48 persen setara dengan nilai Rp 609,07 triliun. 

Selain itu, rasio kewirausahaan juga mengalami peningkatan dari 1,65 persen pada tahun 2013 menjadi 3,1 persen tahun 2016 dan meningkat lagi menjadi 8,39 persen tahun 2017.

Di masa kini, dapat dilihat koperasi yang berhasil bertransformasi hingga menjadi badan usaha berdaya saing tinggi, antara lain Kospin Jasa. Kospin Jasa merupakan koperasi pertama yang berhasil menjadi penyalur KUR. Kemudian Kospin Jasa juga koperasi pertama yang berhasil mencatatkan anak usahanya PT JMA Syariah di Bursa Efek Indonesia. 

Selain itu, Kisel yang merupakan contoh koperasi modern yang telah membuka 11 kantor wilayah dan 42 kantor cabang. Kisel membukukan omzet Rp 6,4 triliun tahun 2017 dan membagikan SHU Rp 63,7 miliar. 

Ada juga KWSG atau Koperasi Warga Semen Gresik adalah salah satu koperasi yang berkembang menjadi lembaga multibisnis. KWSG mendirikan Pabrik Fiber Cement "Gress Board" yang telah mencatatkan pendapatan Rp 2,5 triliun tahun 2017.(p/ma)