Ketua KPU: Yang Salah Input C1 Hanya 24 Namun ‘Digoreng’ di Medsos Seolah Massif

By Admin


nusakini.com - Jakarta. Temuan salah input angka C1 ke dalam Sistem Informasi Penghitungan (Situng), membuat KPU tersudut seolah-olah ada kecurangan yang disengaja untuk mengubah hasil Pemilu 2019. Padahal, KPU sudah menegaskan kesalahan terjadi karena human error. 

Buktinya, dari ratusan ribu C1 yang sudah masuk, hanya beberapa saja salah input.

Sialnya, masalah menjadi sangat serius karena orang menganggap C1 yang dipublikasikan KPU adalah hasil hitung resmi sehingga Situng (https://pemilu2019.kpu.go.id) dianggap juga real count. Padahal, sejak model input suara ini dipakai pada pilkada, Situng hanyalah sistem yang dipakai agar masyarakat tahu hasil pemilu lebih cepat, dan agar C1 (hasil hitung TPS) bisa diunduh bebas oleh siapa saja dari website KPU.

Ketua KPU Arief Budiman menjelaskan, geger salah input C1 yang ramai saat ini terjadi karena Pemilu 2019 terjadi di era media sosial. Satu saja salah input C1 bisa diposting di banyak akun medsos, dan di-share di WhatsApp secara luas.

"Sekarang heboh karena orang itu cuma salah input 10, 14 TPS, tapi diputar berkali-kali di media sosial," ucap Arief Budiman pada wartawan, Rabu (24/4).

Arief mengatakan, temuan salah input C1 yang dia dapati sebetulnya hanya 24 peristiwa salah input di berbagai daerah, bertambah dari semula dirilis 9 salah input yang seluruhnya sudah dikoreksi KPU.

Yang masuk ke aku laporan cuma 24, tapi digoreng berkali-kali seolah masif. Padahal yang sudah masuk (ke Situng) 200 ribuan TPS," paparnya. (Pukul 11.45 WIB, TPS masuk sudah 813.350).

Bagaimana dengan 2014? Arief mengingatkan, Situng memang sudah diterapkan sejak Pilpres 2014, namun saat itu hanya ada unggah C1 ke wesbite KPU. Teknisnya, C1 discan lalu diunggah di website. Tidak ada proses input angka seperti saat ini yang hasilnya bisa dilihat dalam model tabulasi. Sehingga tidak ada geger salah input saat itu, karena memang tidak ada proses itu.

"2014 kita hanya upload C1 saja, entri data enggak dipublikasikan, yang penting upload apa adanya. Mulai ada entri data di Pilkada 2014," ucap Arief yang pada Pilpres 2014 sudah menjabat Komisioner KPU RI.

Atas berbagai masalah input C1 di Situng, Arief menyebut justru pada rekapitulasi yang saat ini sedang berlangsung di tingkat kecamatan (satu tingkat di atas TPS), bisa dilakukan perbaikan. Silakan dibawa C1 yang salah ke rekap kecamatan.

Meski, sekali lagi C1 yang ada di website KPU tidak terkait bahkan tidak mempengaruhi proses rekapitulasi berjenjang dan manual dari tingkat TPS hingga nasional. "Kalau ada perbedaan sekarang saatnya mereka bisa koreksi di rekap kecamatan," pungkas Arief. (b/rajendra)