nusakini.com--Menjelang Hari Raya Idul Fitri 1439 H/2018 atau H-7 sebelum Lebaran, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus memastikan ketersediaan pasokan listrik di seluruh wilayah Indonesia. 

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Andy N. Sommeng menjelaskan, beban puncak konsumsi listrik secara nasional pada hari-hari biasa adalah sekitar 35 Giga Watt (GW). Namun, kata dia, beban puncak tersebut akan menurun apabila semakin mendekati Hari Raya Idul Fitri. 

"Hal ini dapat dilihat pada awal bulan Juni 2018 kemarin dimana konsumsi listrik nasional turun menjadi 28 GW pada siang hari dan 29 GW pada malam hari," ungkap Andy saat melakukan kunjungan ke Pusat Pengatur Beban Jawa Bali (P2BJB) PT PLN (Persero) di Gandul, Depok, Jumat (8/6). 

Andy juga mengungkapkan, penurunan konsumsi akan terjadi pada H-4 hingga H+4 Idul Fitri. "Dari H-4 sampai H+4 Lebaran biasanya terjadi penurunan konsumsi listrik (secara nasional). Polanya sama dari tahun ke tahun," jelas Andy. 

Sementara itu, terkait neraca daya, General Manager P2BJB Eko Yudo, pada kesempatan tersebut menjelaskan bahwa untuk sistem Jawa-Bali, kondisi saat ini daya mampu netto adalah sebesar 33.639 Mega Watt (MW), dimana beban puncak yang pernah tercatat yaitu mencapai 25.850 MW. 

Eko Yudo juga memperkirakan penurunan beban puncak Sistem Jawa Bali yang cukup signifikan akan terjadi pada saat H-4 Lebaran menjadi hanya sekitar 16.000 MW pada periode Lebaran ini. "Untuk per hari ini (8 Juni 2018) beban puncak Jawa-Bali masih sekitar 25.000 MW. Belum turun. Sumbangan yang besar adalah berasal dari konsumsi listrik industri dan bisnis," kata Eko Yudo 

Dengan turunnya beban puncak pada periode Lebaran, P2BJB akan men-standby-kan beberapa pembangkitnya (PLTU), sebanyak 7.743 MW tidak akan dioperasikan. "Ini saja, kita masih punya reserve margin 50%. Dan cadangan putar masih bisa dioperasikan sampai 1.200-an MW," tukas Eko Yudo. 

Ia menyampaikan, dalam rangka menjaga keandalan pasokan listrik pada periode Lebaran, P2BJB akan melakukan langkah-langkah antara lain: penundaan pemeliharaan di instalasi dan gardu induk kecuali ada emergency atau gangguan peralatan; penyiapan posko kesiagaan lebaran di setiap kantor induk unit, piket operasi, dan piket gangguan 24 jam; menyiapkan cadangan putar lebih besar daripada waktu reguler; mengatur pola operasi dengan mempertimbangkan tegangan lebih; dan melakukan operasi regional balance dengan meminimalkan transfer daya antar subsistem. Secara total, ada sekitar 12-13 ribu petugas yang disiapkan P2BJB dalam menyambut Lebaran tahun ini. 

Hal tersebut sesuai dengan perintah Menteri ESDM yang meminta PLN untuk meningkatkan kesiagaan, menjaga keandalan, dan kualitas pasokan listrik. Semua unit diminta untuk menyiapkan Pedoman Operasi Khusus Lebaran 2018. Menteri juga meminta PLN tidak melakukan pekerjaan/pemeliharaan yang dapat mengganggu pasokan listrik kecuali pekerjaan perbaikan yang disebabkan gangguan. Apabila terjadi gangguan yang mengakibatkan kondisi defisit daya, diusahakan agar dampak sosial ke masyarakat minimum. (p/ab)