Kemenpora Akan Beri Akses Pemuda Disabilitas Ikuti Program Pertukaran Pemuda

By Abdi Satria


nusakini.com-Jakarta-Program Pertukaran Pemuda Indonesia-Australia (PPIA) yang selama ini menjadi unggulan Kemenpora kedepan akan memberikan akses kepada para pemuda penyandang disabilitas.Hal itu disampaikan oleh Asdep Kemitraan dan Penghargaan Pemuda Wisler Manalu yang terinspirasi dari salah satu peserta program Pertukaran Pemuda Indonesia-Australia (PPIA) 2019-2020 yang berasal dari Australia Vanessa Vlajkovic.  

Vanessa adalah salah satu peserta PPIA yang memyandang disabilitas (tuna rungu, tuna wicara dan low vision). Selama di Indonesia, Vanessa melakukan beberapa kunjungan yang salah satunya di Kemenpora. Hari ini Rabu (11/12), Vanessa datang mengunjungi ruangan Hubungan Masyarakat ( Humas) Kemenpora di Lantai 2, Senayan, Jakarta.  

Selain berkunjung ke ruangan Humas Kemenpora, Vanessa bersama dua pendampingnya juga mengunjungi Media Center Kemenpora, ruang Voice of Kemenpora serta Perpustakaan Kemenpora Pungkas Tri Baruno. Vanessa baru menyelesaikan program S2 nya di Australia. "Saya sangat merasa nyaman berada di kantor Kemenpora ini ," tutur dara yang lahir di Perth, 22 tahun lalu ini melalui penerjemahnya. 

Menurutnya, ada beberapa perbedaan antara jurnalistik Indonesia dan Australia. "Ada beberapa perbedaan jurnalistik di Indonesia dan Australia tapi persamaannya adalah jurnalistik sama-sama sebagai 'wacthdog' mengawasi kinerja pemerintah," kata Vanessa yang sedang menuntut ilmu jurnalistik ini. 

Menurut Asdep Kemitraan dan Penghargaan Pemuda Wisler Manalu, pemerintah dan Kemenpora menyambut baik kedatangan para peserta PPIA yang sedang menjalankan program PPIP salah satunya homestay di Provinsi Jawa Timur selama dua bulan tak terkecuali bagi Vanessa Vlajkovic. 

Vanessa memiliki motivasi dan kepedulian tinggi terhadap hal-hal kepemudaan walaupun disabilitas tetapi semangatnya tidak berkurang untuk mengunjungi Indonesia. "Ini menjadi contoh, masukan dan perhatian bersama bahwa Kemenpora dan para pemuda Indonesia yang menyandang disabilitas tetapi memiliki potensi besar dan wawasan tinggi bisa untuk turut bergabung dalam program seperti ini," ujar Wisler. 

"Kita menyambut baik salah satu pemuda peserta asal Australia yang disabilitas agar bisa secara langsung merasakan datang ke Indonesia, ini juga menjadi wujud kerjasama pemerintah Indonesia-Australia memberikan ruang luas dan akses-akses kepada para pemuda tanpa membedakan latar belakangnya," tambahnya. 

Kemenpora berjanji program pertukaran pemuda kedepan akan memberikan porsi dan ruang kepada para pemuda Indonesia penyandang disabilitas yang memiliki motivasi tinggi dan mau memberikan masukan terhadap sesamanya. "Untuk kedepan saya kira kita juga akan memberikan ruang kepada para pemuda pusat dan daerah penyandang disabilitas untuk bisa berkompetisi setidaknya faham masing-masing negara dalam pelayanannya terhadap pemuda yang berkebutuhan khusus," urai Wisler.(p/ab)