Kemenperin Tumbuhkan Inovasi Teknologi Pendukung Industri 4.0

By Admin

nusakini.com--Kementerian Perindustrian berupaya mendorong peningkatan daya saing Indonesia terutama melalui peluang dari implementasi Industri 4.0. Langkah strategis yang perlu dijalankan, antara lain adalah peningkatan kualitas dan intensitas kegiatan penelitian dan pengembangan (litbang) di berbagai lini yang dapat menumbuhkan inovasi dalam pengembangan sektor manufaktur nasional. 

“Jadi, upaya yang harus dibangun adalah penguatan inovasi bagi sektor industri. Langkah ini perlu kolaborasi dengan seluruh stakeholder,” kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Ngakan Timur Antara pada Rapat Kerja BPPI Kemenperin Tahun 2018 di Bogor, Senin (23/4). 

Ngakan berharap, melalui rapat kerja ini, terciptanya keselarasan dalam arah pengembangan industri khususnya di bidang inovasi teknologi yang akan berperan dalam peningkatan produktivitas industri nasional. “Menurut para cendekia, istilahnya adalah technology will always win,” ungkapnya. 

Salah satu agenda pada rapat kerja tersebut, dilaksanakan forum diskusi dengan mengundang perwakilan dari pihak kementerian dan lembaga terkait, pemerintah daerah, perusahaan dan asosiasi industri, serta akademisi. “Kami juga berharap, di kegiatan ini akan lahir ide-ide out of the box ataupun pemikiran dan saran-saran yang membangun terkait penerapan teknologi Industri 4.0, sehingga dapat mendukung program prioritas dalam memacu pertumbuhan industri nasional,” papar Ngakan. 

Sektor industri masih menjadi penyumbang utama Produk Domestik Bruto (PDB), yaitu sebesar 20,16 persen. Selain itu, pertumbuhan ekspor industri pengolahan tahun 2017 meningkat 13,14 persen dibandingkan tahun 2016. Sedangkan dilihat dari kontribusinya terhadap total ekspor sepanjang tahun 2017, ekspor nonmigas produk industri pengolahan merupakan yang terbesar mencapai 74,10 persen. 

Sepanjang 2017 pula, sektor industri mampu menyerap tenaga kerja sebayak 1,5 juta orang sehingga total tenaga kerja di sektor industri hingga saat ini mencapai 17 juta orang atau 14,05 persen dari jumlah angkatan kerja di Indonesia. “Capaian tersebut, menunjukkan bahwa sektor industri masih menjadi penyokong utama perekonomian nasional,” tegas Ngakan. 

Kinerja positif dari sektor industri juga ikut mendorong peningatan daya saing Indonesia. Berdasarkan laporan Global Competitiveness Index tahun 2017-2018, daya saing Indonesia naik 5 peringkat ke posisi 36 dari 137 negara, setelah tahun sebelumnya berada di posisi 41. Indonesia dinilai telah memperbaiki kinerja di semua pilar yang berjumlah 12, mulai dari infrastruktur hingga inovasi. 

Hasil laporan itu juga menyebutkan bahwa Indonesia menempati peringkat ke-31 dalam inovasi dan ke-32 untuk kecanggihan bisnis. Bahkan, Indonesia dinilai sebagai salah satu inovator teratas di antara negara berkembang, bersama dengan China dan India. 

“Namun demikian, bagi BPPI, tantangan terbesar saat ini terdapat pada pilar ke sembilan yaitu technological readiness. Oleh karena itu, dibutuhkan kerja keras bersama seluruh stakeholder untuk meningkatkan penguasaan teknologi khususnya dalam mendukung penerapan Industri 4.0,” ungkapnya.(p/ab)