Kemenko Perekonomian Dukung Inovasi TLFF

By Admin

nusakini.com--Inovasi yang dilakukan Tropical Landscapes Finance Facility (TLFF) diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan taraf hidup petani kelapa sawit skala kecil (smallholder). Selain itu, peningkatan akses energi untuk pedesaan serta komunitas marjinal lainnya dengan cara yang berkelanjutan juga amat diperlukan. 

  “Saya mengharapkan inovasi TLFF melalui pendanaan jangka panjang 10-15 tahun, pendanaan bunga rendah disertai dengan dana bantuan akan memberikan benefit berkelanjutan untuk smallholder,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution saat meluncurkan TLFFdi Jakarta (26/10). 

  Hadir dalam acara ini, antara lain Wakil Presiden RI tahun 2009-2014 Boediono, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Sofyan Djalil, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya, Ketua Steering Committee TLFF Kuntoro Mangkusubroto, Head of Global Capital Markets APAC BNP Paribas Pierre Rosseau, CEO ADM Capital Chris Botsford, Director General World Agroforestry Centre (ICRAF) Tony Simons, UN Assistant Secretary General UNEP Elliot Harris, UN Assistant Secretary General and Deputy Executive Director UN Women Yannic Glemarec. 

Sebagai informasi, TLFF merupakan inisiatif swasta kepada swasta untuk fasilitas pinjaman sebesar USD 1 Milyar (Rp. 13 T) dan fasilitas bantuan sebesar USD 100 juta (Rp. 1,3 T). TLFF diharapkan menjadi platform kolaboratif untuk mendanai berbagai program seperti peningkatan produktivitas petani kecil agar mengurangi ekspansi hutan, akses terhadap energi baru terbarukan, serta restorasi lahan. 

  Kuntoro menjelaskan setelah berproses selama 1,5 tahun dengan didukung 4 founders utama yakni BNP Paribas, ADM Capital, United Nations Environment Programme (UNEP), dan International Centre for Research in Agroforestry (ICRAF), inisiatif TLFF resmi diluncurkan. “TLFF bertujuan untuk mengurangi deforestasi dan degradasi hutan dengan mendukung praktik-praktik yang hijau dan sustainable,” katanya.   

Menurut Darmin, pemerintah menyadari bahwa penyelesaian SDG dan Climate Change harus berdasarkan pendekatan yang menghilangkan ego sektoral. Serta berbasis sinergi di dalam penggunaan lahan, pengembangan manusia dan memperkuat kerjasama antar sektor. Untuk itu, di Kemenko Perekonomian pada saat ini sedang mendorong Integrated Landscape Management berbasis collaborative, place-based untuk mendorong program-program nasional. 

Di lain hal, tak lupa Menko Perekonomian kembali menggaris bawahi peningkatan produktivitas untuk kelapa sawit hanya bisa dijalankan melalui program replanting. 

Pemerintah akan terus memantau, mendukung dan bekerja bersama dengan seluruh pemangku kepentingan guna memastikan pembangunan pertanian dapat terlaksana dengan baik dan mencapai sasaran. Seperti yang disampaikan Menteri LHK, “Pemerintah menyambut baik TLFF ini, yang juga relevan dengan paris agreement. Langkah ini tepat untuk mendukung agenda pemerintah dalam meningkatkan produktivitas masyarakat yang berkaitan dengan lingkungan”. 

Pernyataan senada juga disampaikan Menteri ATR/BPN, “Banyak sekali ide dan solusi kreatif yang harus didiskusikan bersama. Apapun yang bisa mendukung, termasuk persoalan tata ruang yang powerful juga akan disiapkan mendukung ini,” ujar Sofyan. 

Menko Darmin juga menegaskan harapannya agar TLFF dapat dikelola dan dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kepentingan Republik Indonesia. “Saya berharap TLFF ini dapat dikelola dengan baik dalam mempromosikan produk-produk strategis Indonesia tanpa mengesampingkan prinsip-prinsip sustainability,” tegas Darmin. 

Di akhir sambutannya, Ia pun mengarahkan agar program TLFF ini dapat diimplentasikan dan diselaraskan dengan pembangunan yang sudah dilaksanakan pemerintah, swasta dan kemitraan lainnya. “Harus selaras agar tidak terjadi double pembiayaan, serta dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien”, tutupnya.(p/ab)