Kemendikbud Dukung Sidang Biosfer Internasional UNESCO di Palembang

By Admin

nusakini.com--Indonesia menjadi tuan rumah Sidang ke-30 “The Man and Biosphere International Co-ordinating Council (MAB-ICC) UNESCO” yang diselenggarakan pada 23-28 Juli 2018 di Palembang, Sumatera Selatan. Sidang ini dilaksanakan oleh beberapa lembaga pemerintah, salah satunya Komite Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU) Program Manusia dan Biosfer (The Man and Biosphere Program) yang berafiliasi dengan Kemendikbud. Selain KNIU Kemendikbud, instansi lain yang turut menyelenggarakan sidang tersebut adalah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), dan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan.

Sidang MAB-ICC merupakan pertemuan tahunan dari negara-negara anggota UNESCO yang tergabung dalam Jaringan Cagar Biosfer Dunia atau World Network of Biosphere Reserve (WNBR). Sidang MAB-ICC ke-30 ini dihadiri oleh lebih dari 300 peserta dari 48 negara, serta perwakilan kantor utama UNESCO di Paris. 

Sidang ini berfokus pada pembahasan dan pengembangan sistem pengelolaan cagar biosfer yang efektif dan efisien dalam kerangka program MAB sebagai media untuk implementasi dan realisasi pembangunan berkelanjutan. Selain itu, pertemuan ini juga akan merumuskan usaha yang perlu dilakukan untuk mengoptimalkan dan menguatkan peran dari berbagai pemangku kepentingan, seperti pemerintah, sektor swasta, publik, universitas, lembaga swadaya masyarakat (LSM) dalam membangun rencana pengelolaan cagar biosfer. 

Biosfer adalah bagian luar dari planet Bumi, mencakup udara, daratan, dan air, yang memungkinkan kehidupan dan proses biotik berlangsung. Dalam pengertian luas menurut geofisiologi, biosfer adalah sistem ekologis global yang menyatukan seluruh makhluk hidup dan hubungan antarmereka, termasuk interaksinya dengan unsur litosfer (batuan), hidrosfer (air), dan atmosfer (udara) Bumi.  

Pada Sidang MAB-ICC ke-30 ini akan ditetapkan beberapa cagar biosfer baru yang telah diajukan oleh negara-negara anggota UNESCO. Saat ini terdapat 669 cagar biosfer yang tersebar di 120 negara di dunia yang telah disetujui dan ditetapkan oleh UNESCO, dan 11 di antaranya berada di Indonesia. Pada kesempatan kali ini Indonesia mengharapkan menambah tiga wilayah sebagai cagar biosfer baru, yaitu Berbak Sembilang (Sumatera Selatan-Jambi), Betung Kerihun Danau Sentarum, serta Kapuas Hulu dan Rinjani-Lombok. Dengan menambah tiga cagar biosfer baru, Indonesia berkesempatan untuk membuktikan adanya pengakuan dan peran Indonesia sebagai negara kaya sumber daya alam hayati di dunia. 

Selain acara utama sidang tahunan MAB-ICC UNESCO tersebut, juga diadakan kegiatan lain berupa seminar internasional bertajuk “Biodiversity and Biosphere reserve: Engaging Stakeholders towards Community Empowerment. The Role of Stakeholder in Mainstreaming Natural Resouces Related to Agenda 2030”.

Kemudian ada pula pameran yang diikuti oleh berbagai Cagar Biosfer di Indonesia, Kementerian/Lembaga, pemerintah daerah, serta pihak swasta. Bersamaan dengan pameran juga diadakan gelar wicara (talkshow) yang membahas berbagai isu dan dihadiri oleh pakar dari dalam dan luar negeri. Acara akan ditutup dengan kunjungan lapangan ke kawasan Berbak-Sembilang yang diusulkan menjadi cagar biosfer baru. (p/ab)