Kemendagri Optimistis Akhir September 22 Juta Penduduk sudah Rekam KTP-El

By Admin

nusakini.com--Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) terus berupaya untuk menyelesaikan perekaman KTP Elektronik (KTP-el) bagi seluruh penduduk Indonesia. Hingga pertengahan Agustus 2016, 161 juta penduduk atau 88 persen sudah merekam data dirinya. 

Sisanya, 22 juta penduduk ditargetkan telah merekam data dirinya hingga akhir September 2016. Bagi penduduk yang belum melakukan perekaman hingga tenggat waktu tersebut, maka data penduduk tersebut akan dinonaktifkan. 

Dirjen Kependudukan dan Catatan Sipil, Zudan Arif Fakrullah, menjelaskan bahwa pemberian tenggat waktu hingga 30 September 2016 adalah sebagai bentuk pembinaan kepada penduduk agar sadar akan pentingnya dokumen kependudukan 

"Ini untuk pembaruan database, tentang identitas jati diri penduduk Indonesia, sehingga tidak perlu lagi membuat 'KTP lokal' untuk pengurusan izin, pembukaan rekening bank, dan sebagainya," ujar Zudan. 

KTP-el juga mencegah kepemilikan data ganda atau bahkan KTP palsu. Dengan demikian akurasi data penduduk presisi, sehingga dapat digunakan untuk pelayanan publik dan perencanaan pembangunan. 

Proses perekaman KTP-el pun kini dipermudah. Tak perlu lagi membawa surat pengantar dari RT/RW, Desa atau Kelurahan. Cukup membawa fotocopy Kartu Keluarga (KK) ke Kantor Dinas Dukcapil yang tersebar di 514 Kabupaten/Kota. 

Zudan mengakui masih ada beberapa kendala di lapangan, seperti laporan blangko KTP-el yang kosong di beberapa daerah. Namun hal tersebut kini sudah ditangani. 

"Proses lelang blangko KTP-el sudah selesai, dan blangko sudah kami distribusikan ke Dinas Dukcapil seluruh Indonesia. Jadi kalau ada keluhan bahwa blangko habis, silahkan bisa mengambil di kantor Dinas Dukcapil Kabupaten/Kota atau Provinsi," tambah Zudan. 

Optimisme dapat menyelesaikan perekaman data 22 juta penduduk, menurut Zudan, didukung oleh kesiapan Dinas Dukcapil hingga tingkat kecamatan. 6.234 Kecamatan dan 514 Kabupaten/Kota telah disiapkan untuk melakukan perekaman. 

Jika rata-rata setiap hari bisa merekam 100 orang di tiap titik perekaman, maka potensi setiap harinya 600.000, atau dalam 40 hari sebesar 24 juta orang. "Namun ini kembali lagi, penentu keberhasilan yang paling utama adalah kesadaran masyarakat untuk datang dan melakukan perekaman," ujar Zudan. (p/ab)