Kemenag Susun Sumber Belajar Pendidikan Islam pada Perguruan Tinggi

By Abdi Satria


nusakini.com-Bogor-Direktorat Pendidikan Agama Islam (PAI) Kementerian Agama tengah menyusun sumber belajar PAI pada perguruan tinggi umum (PTU). Penyusunan ini diawali dengan mengundang para penulis untuk menyampaikan usulan sejak Agustus 2019. Hasilnya, 20 judul buku terkumpul dari para dosen PAI pada PTU.  

Kasubdit PAI pada PTU Nurul Huda mengatakan, pihaknya sudah membahas 20 usulan buku yang masuk. Hasilnya, sebanyak 10 judul terpilih untuk dibahas pada tahap berikutnya dalam Workshop Penyusunan Sumber Belajar PAI pada PTU. 

“Jumlah ini sudah cukup banyak untuk jenis usulan buku teks,” komentar Nurul Huda di Bogor.

Menurutnya, Kemenag menargetkan untuk menyusun empat buku teks PAI. Jumlah ini terdiri dari dua buku teks utama dan teks pendukung PAI pada PTU untuk jenjang akademik, serta dua buku teks utama dan teks pendukung PAI pada PTU untuk jenjang vokasi. 

Sepuluh buku terpilih dibahas bersama selama tiga hari, 17 - 19 Oktober 2019, oleh para penulis dan ahli dalam kegiatan bertajuk “Workshop Penyusunan Sumber Belajar PAI pada PTU” di Bogor. Pembahasan difokuskan pada upaya mensinkronkan tema-tema bahasan dalam buku serta menyelaraskan buku teks utama sesuai dengan capaian pembelajaran mata kuliah agama Islam.  

Nurul Huda meminta para penulis mengolah bahan yang ada untuk menjadi buku utuh; teks utama dan teks pendukung PAI. Karena, masing-masing buku yang diusulkan memiliki kelebihan meski tidak seratus persen baik. “Draft tulisan yang diusulkan tersebut menjadi bahan utama dalam menyusun empat buku teks tersebut,” kata Nurul Huda, yang juga menjadi leading sector penyusunan buku PAI pada PTU.  

Direktur PAI Rohmat Mulyana berpesan agar dalam penulisan buku Pendidikan agama Islam ini untuk memasukkan moderasi beragama. Selain itu, Rohmat berharap agar produk buku yang akan ditulis lebih baik dengan buku-buku yang telah beredar selama ini.  

“Harapan tersebut bukan tanpa alasan. Pelibatan para dosen PAI lintas perguruan tinggi dan lintas pulau akan menjadikan buku ini akan memiliki banyak kelebihan,” ujar Rohmat optimis. 

Sementara itu, Sekretaris Ditjen Pendidikan Islam, Imam Safei, menyatakan bahwa membuat karya baru setidaknya memenuhi 3 (tiga) kriteria; lebih baik, lebih menarik, dan memiliki perbedaan (distingtif). Pesan-pesan tersebut menjadi acuan dalam penyusunan dan penulisan tersebut.  

Kasi Bina Akademik PAI pada PTU Anis Masykhur menambahkan bahwa ada sejumlah tahapan yang dilakukan dalam proses penyusunan buku. Tahapan tersebut diawali dengan pengumpulan naskah, perumusan dan penyusunan tema-tema bahasan, penyelarasan dan editing, proofing, dan terakhir desain dan lay out.  

“Kami targetkan, akhir tahun ini dummy buku teks utama dan buku teks pendukung PAI pada PTU dapat diselesaikan,” tutupnya. (p/ab)