Kemenag dan USAID Sinergi Kembangkan Inovasi LPTK PTKIN

By Admin

nusakini.com--Kementerian Agama RI melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Islam menjalin kerjasama dengan USAID Prioritas dalam rangka meningkatkan mutu LPTK PTKIN. Komitmen itu ditandai dengan inisiasi proyek inovasi LPTK yang direncanakan oleh Ditjen Pendis. Penjajakan kerjasama ditandai dengan pertemuan antara Ditjen Pendis dan USAID Prioritas di Kantor Kemenag, Jumat (17/06).  

Pada pertemuan tersebut, Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kamarudin Amin didampingi Kasubdit yang membidangi bidang ketenagaan baik dosen dan guru yaitu Kasubdit Ketenagaan Diktis Imam Safei dan Kasubdit Pendidik dan Tenaga Pendidikan Ditpenma, Kidup Supriyadi. Dalam pertemuan ini, Dirjen mengungkapkan, LPTK PTKIN ke depan harus makin baik.  

“Selama ini masih terlihat dengan jelas adanya kesenjangan antara teori dan konten yang diajarkan di kampus dengan praktik di madrasah dan sekolah. Akibatnya, proses pembelajaran dan pelatihan di kampus disamping kurang relevan juga kurang menarik, menantang dan manfaat”, demikian ungkap Dirjen.  

Untuk itu, menurut Dirjen, pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Keguruan mutlak untuk dilakukan. Anggapan yang berlaku di masyarakat, jika kualitas guru menurun, maka yang disalahkan adalah LPTK. Hal ini wajar menjadi keluhan karena kampus sebagai penyelenggara LPTK seringkali tidak senafas dengan inovasi di lapangan yang menekankan praktik. “Proses pembelajaran dan pelatihan yang dilaksanakan di kampus lebih menekankan kepada teori dan konten sehingga dalam penerapannya kurang aplikatif,” tutur Dirjen. 

Melihat hal itu, guru Besar UIN Alaudin Makasar ini berinisiatif untuk segera membuat proyek inovasi LPTK Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri untuk bermitra dengan USAID Prioritas. Dirjen berharap USAID Prioritas dapat membantu LPTK dalam mengembangkan pelbagai aspek yang saat ini dipandang perlu untuk dilakukan inovasi.  

“Kerjasama ke depan dengan USAID Prioritas dapat dilakukan dengan pola kemitraan baik dalam hal penyusunan kebijakan/regulasi, anggaran, serta penyiapan sumberdaya manusia. Dari langkah ini, kita berharap dapat memberikan daya ungkit terhadap peningkatan kualitas lembaga pendidikan Islam khususnya dan pendidikan di Indonesia pada umumnya untuk kini dan masa mendatang,” harap Dirjen.  

Sementara itu, teaching & learning advisor AUSAID, Lynne Hill mengatakan bahwa hingga saat ini kemitraan AUSAID Prioritas dan LPTK telah berjalan di pelbagai provinsi dengan beberapa perguruan tinggi. “Lebih dari 8.054 dosen LPTK mitra telah mendapatkan pelatihan praktik yang baik dalam pembelajaran dan manajemen berbasis sekolah. Hal ini secara langsung memberikan manfaat pada 33.284 mahasiswa dan calon guru,” ungkap Hill.  

Kemitraan USAID Prioritas dengan Ditjen Pendis dalam mengembangkan LPTK PTKIN di bawah naungan Kemenag menurut Hill akan jauh lebih memberikan manfaat ke depan. “Kita optimis keinginan Dirjen Pendis untuk membuat inovasi LPTK PTKIN segera bisa dilaksanakan, karena sesungguhnya banyak dosen, guru, lembaga pendidikan Islam di lingkungan Kemenag yang potensial untuk dikembangkan,” tukas Hill.(p/ab)