Kemenag dan NCMS Jajaki Kerja Sama Program Training Mubaligh Muda Berwawasan HAM

By Admin

nusakini.com--Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menerima kunjungan Ketua Dewan Pembina Nurcholish Madjid Society (NCMS) Omi Komaria Madjid. Istri dari almarhum cendekiawan Muslim Indonesia, Nurcholis Madjid (Cak Nur), ini datang beserta pengurus NCMS, antara lain: Muhammad Wahyuni Nafis, Sulhan Iskandar dan Fachrurozi Majid selaku Direktur Eksekutif NCMS.  

Mereka diterima Menag di Kantor Kemenag, Jalan MH Thamrin Jakarta Pusat. Ikut mendampinggi Kepala Biro Humas, Data, dan Informasi Mastuki, Sesmen Khairul Huda dan pejabat Direktorat Jenderal Bimas Islam Kemenag. 

Kepada Menag, Omi melaporkan sejumlah kegiatan NCMS yang sudah berjalan dan program yang akan dilaksanakan pada tahun 2018 ini.  

Misalnya kajian titik temu yang digelar saban bulan sekali dengan bahasan seputar isu-isu kontemporer yang bergayung sambut dengan pemikiran Cak Nur. NCMS juga menerbitkan jurnal titik temu setiap enam bulan. 

Menurut Omi, NCMS didirikan pada 2018 seusai peringatan 1.000 hari meninggalnya Cak Nur. Visi NCMS adalah membangun masyarakat berkeadaban dan berkeadilan yang didasarkan pada nilai-nilai keislaman yang universal.  

Pertemuan pengurus NCMS dengan Menag Lukman siang itu juga untuk menjalin kerjasama di berbagai bidang, salah satunya program training mubaligh (dai) muda Indonesia berwawasan Hak Azasi Manusia dan Kebangsaan.  

Program training ini sudah berjalan sebanyak lima kali dengan jumlah peserta di setiap angkatan sekitar 25 orang. Rencananya pada 27 Maret mendatang NCMS akan menggelar training angkatan ke enam. 

"Kami berharap program training mubaligh muda Indonesia berwawasan HAM dan Kebangsaan NCMS ini dapat bersinergi dengan program Kementerian Agama," kata Omi. 

Tawaran dari Ketua Dewan Pembina NCMS Omi Komaria tentang program training mubaligh muda berwawasan HAM dan kebangsaan itu direspon positif oleh Menag Lukman Hakim Saifuddin. 

"Dengan senang hati dan kita sangat menyambut baik program ini agar pemuka agama dan mubaliq mempunyai wawasan yang baik tentang HAM dan kebangsaan. Dan program ini juga seiring dengan program dan visi Kementerian Agama," ujar Menag.    

Menurut Menag, Kementerian Agama siap menjalin kerja sama terkait program training mubaliq muda berawasan HAM, gender mainstrem dan kebangsaan dari NCMS.  

"Khusus training yang akan digelar dalam waktu dekat, Kemenag siap bekerjasama dengan menyediakan akomodasi dan konsumsi peserta training. Untuk tempat kami memiliki asrama haji, wisma Kemenag di Ciloto dan Wisma Tugu," ujar Menag.  

"Ke depan kita berharap program kerja sama dengan NCMS ini dapat berjalan lebih masif lagi," sambung Menag. 

Ketua Yayasan NCMS Muhammad Wahyuni Nafis menambahkan, peserta yang mengikuti training akan dibekali dengan public speaking skill termasuk bagaimana menghadapi audience hingga cara berpakaian yang baik.

Peserta training akan mendapat bekal pemahaman tentang HAM dan kebangsaan dari narasumber Azyumardi Azra, Yudi Latif dan tokoh bangsa lainnya. 

"Namun sebelum menjalani training calon peserta diseleksi dengan berbagai persyaratan, diantaranya minimal pendidikan peserta S1, siap terbuka dengan pluralisme dan mengajukan makalah," kata Nafis.    

Ia menambahkan peserta training berasal dari berbagai daerah di Indonesia diantaranya, Jogya, Banten, Solo, Bandung serta peserta dari Pulau Sumatra dan Kalimantan.   

"Peserta akan mengikuti training selama tiga hari. Saat ini alumni training mubaliq muda berwawasan HAM dan kebangsaan yang sudah dilahirkan NCMS sebanyak 130 alumni," imbuhnya.  

Usai pertemuan Menag menyerahkan cenderamata berupa buku Lukman Hakim Saifuddin memimpin Kementerian Agama kepada pengurusn NCMS. Sementara Menag mendapat sejumlah buku dari NCMS diantaranya buku berjudul Hidupku bersama Cak Nur dan Indonesia Kita.(p/ab)