Kemenag: Aktivis Mahasiswa Agar Kedepankan Dialog

By Admin

nusakini.com--Kementerian Agama melalui Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) meminta aktivis mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya untuk mengedepankan dialog dalam menyelesaikan masalah di kampus. Dialog akan mencairkan kebekuan dan menjadikan relasi para pihak menjadi enak. 

Pesan itu disampakan Kepala Seksi Kemahasiswaan Diktis Ruchman Basori saat bertemu jajaran Dewan Eksekurif Mahasiswa (DEMA) UIN Sunan Ampel Surabaya di kampus UIN. 

“Demonstrasi atau unjuk rasa bukan sesuatu yang dilarang. Namun, dalam hal menyelesaikan masalah internal kampus, terkait dengan persoalan akademik, adminsitrasi akademik, fasilitas kampus dan pendanaan, hendaknya mengutamakan pendekatan dialog,” kata Mantan Aktivis ’98 ini, Minggu (17/09). 

Ruchman mengaku, demonstrasi atau aksi penting untuk mengasah kepekaan nurani mahasiswa dalam menyuarakan persoalan-persoalan kemasyarakatan, kebangsaan dan global. “Demonstrasi berfungsi sebagai presser grup agar kelompok-kelompok kepentingan untuk peduli pada nasib masyarakat,” katanya. 

Disadari oleh Mantan Ketua I Senat Mahasiswa IAIN Walisongo ini, sebagai gerakan sosial, demonstrasi dalam kondisi tertentu sangat efektif. Sejarah Indonesia juga diwarnai fakta perjuangan aktivis mahasiswa, misalnya: Gerakan Mahasiswa Angkatan ’66, Peristiwa Malari 1974 hingga gerakan reformasi 1998.  

Namun demikian, aktivitas demonstrasi tidak boleh menjadikan para aktivis mahasiswa lupa belajar, mengaji dan mengkaji ilmu pengetahuan. “Tugas utama mahasiswa adalah belajar dan terus belajar agar mampu membaca kondisi zaman,” tambahnya. 

Zainudin Ketua Umum Dema UIN Sunan Ampel merasa gembira atas kunjungan dari Direktorat PTKI. “Kesempatan untuk berdiskusi tentang gerakan mahasiswa sangat langka termasuk berbagai informasi program-program pengembangan kemahasiswaan dari Kementerian Agama,” tutur Zaen. 

Kementerian Agama, kata Ruchman Basori, dalam waktu dekat akan menyelenggarakan kegiatan Kompetsisi Pers Mahasiswa untuk memberikan apresiasi kepada insan pers kampus PTKI. Selain itu akan dilaksanakan penulisan buku best practicies para penerima Beasiswa Bidikmisi dan diakhiri dengan kegiatan Temu DEMA se-Indonesia untuk membahas issu-issu aktual tentang kondisi bangsa dan situasi dunia internasional. 

Selain itu, lanjut Ruchman, Temu DEMA juga penting untuk menyamakan persepsi antara Kementerian Agama dengan para pimpinan organisasi intra kampus dalam hal bentuk organisasi kemahasiswaan, paradigma pengembangan organisasi dan segenap regulasi yang terkait dengan organisasi kemahasiswaan.  

Pertemuan ini dihadiri segenap pengurus DEMA UIN Sunan Ampel dan beberapa Ketua Unit Kegiatan Mahasiswa. Fungsionaris DEMA lainnya Abdul Manan berharap agar pertemuan seperti ini bisa sering-sering dilakukan untuk menambah wawasan, motivasi dan inspirasi bagi kami-kami para aktivis. (p/ab)