Kembangkan Sistem Pengelolaan Data Tebu, Kementan Bermitra dengan Korsel

By Admin


nusakini.com - Kementerian Pertanian (kementan) bekerja sama dengan Kementerian Pertanian dan Urusan Pedesaan Korea Selatan (Korsel) mengembangkan sistem pengelolaan data pangan nasional untuk tebu industri secara online.

Dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat (25/11/2016), disebutkan bahwa pemerintah Korsel melalui EPIS (The Korea Agency of Education, Promotion and Information Servise in Food, Agriculture Forestry and Fisheries) memberikan bantuan dalam bentuk sosialisasi dan pelatihan pelaporan tebu/gula secara online untuk pabrik-pabrik gula di 10 provinsi, yakni Jatim, Jabar, Jateng, DI Yogjakarta, Sumut, Sumsel, Lampung, Sulawesi Selatan, Gorontalo, dan NTB.

Untuk mengimplementasikan sistem tersebut, Pusat Data dan Sistem Informasi Kementan menggelar pelatihan cara penggunaan sistem dengan melibatkan berbagai pihak pemangku kepentingan, yakni pabrik gula di 10 provinsi, Direkrotrat Jenderal Perkebunan, dinas perkebunan provinsi dan Tim EPIS di Surabaya, selama 24 - 25 Novenber 2016. 

Kepala Bidang Data Komoditas, Pusat Data dan Sistem Informasi, Kementerian Pertanian, Leli Nuryati, menyatakan penerapan sistem pengelolaan data pangan nasional untuk tebu industri tersebut berkaitan dengan sistem pelaporan data tebu nasional sehingga dapat disajikan secara cepat dan akurat kepada seluruh stakeholder terkait. 

"Di sisi lain, dapat memprediksi permasalahan dalam pengembangan tebu dan kapan akan terjadi surplus," katanya. 

Variabel yang akan dikumpulkan dalam pengelolaan data tersebut meliputi luas tanam tebu, luas panen tebu, jumlah tebu yang digiling, rendemen tebu, produksi gula kristal putih, produktivitas gula kristal putih, serta variabel penunjang lainnya. 

Kepala Subdirektorat Tanaman Tebu dan Pemanis Lainnya Ditjen Pekerbunan, Gede Wirasuta, mengatakan potensi komoditi tebu Indonesia yang cukup besar menjadikan pemerintah harus mampu menyajikan data secara cepat dan akurat kepada seluruh stakeholder yang terkait. 

Membangun sebuah data, lanjutnya, memang mahal, tetapi akan lebih mahal jika akan membangun tanpa memiliki data. 

Ia menambahkan satu contoh kemudahan yang akan kita peroleh dengan beroperasionalnya sistem ini adalah kecepatan, ketepatan, dan keakuratan data yang diperoleh. 

Selain itu, dapat mempermudah bagi pihak pemerintah untuk menentukan kebijakan, arah dan strategi dalam pengembangan tebu di Indonesia. 

"Bila kita kaitkan dengan program saat ini sedang kita bangun, di mana peta perjalanan pengembangan tebu (roadmap) memuat informasi dan data secara lengkap, tepat, dan cepat, maka akan mempermudah melakukan analisis data dan mempercepat proses penyelesaian permasalahan yang terjadi untuk menghasilkan langkah kebijakan, arah, dan strategi pengembangan tebu dan gula ke depan," tambahnya. 

Sementara itu, Ketua Tim EPIS, Sang-Hun Lee mengatakan pembangunan sistem pengelolaan data tebu secara online ini akan disupport Kementerian Pertanian dan Urusan Pedesaan Korsel. 

Menurutnya, pertanian indonesia sudah relatif maju dan sistem pendataan pangan cukup bagus yakni berbasis teknolog informasi. 

"Ke depannya perlu ditingkatkan lagi, sehingga benar-benar dapat memberikan data pangan yang cepat dan akurat untuk semua pemangku kepentingan," ujarnya. (p/mk)