KEM Kolok Bengkala, Wujudkan Mimpi Masyarakat Adat Bali

By Abdi Satria


nusakini.com-Buleleng-Desa Bengkala merupakan salah satu desa kecil di Kabupaten Buleleng, Bali, yang berjarak 100 km dari ibukota Denpasar atau sekitar 15,6 km dari Kota Singaraja, ibukota Buleleng. Desa yang berpenduduk sekitar 3.000 orang ini, memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki desa lain di dunia, dengan hadirnya komunitas Kolok yang jumlahnya sekitar 43 orang.  

Kolok dalam bahasa Bali artinya tuli – bisu, karena dari jumlah penduduk desa Bengkala, sebanyak 2 persen lahir dalam keadaan tuli – bisu. Desa Bengkala pun tercatat merupakan salah satu desa yang memiliki komunitas Kolok tertinggi di dunia, sehingga terkadang desa ini disebut juga Desa Kolok.  

Komunikasi sesama komunitas Kolok dilakukan dengan bahasa isyarat. Uniknya lagi, bahasa isyarat yang digunakan Komunitas Kolok memiliki keistimewaan tersendiri, karena berbeda dengan bahasa isyarat di komunitas masyarakat lainnya. Komunitas Kolok menggunakan sign lokal, yang asalnya dari bahasa ibu yang berbeda dengan sign dari Bisindo (Bahasa Isyarat Indonesia) atau ISL (International Sign Language). 

Masyarakat Desa Bengkala hidup berdampingan dengan rukun, termasuk dengan komunitas Kolok. Tidak ada diskriminasi dari warga Desa Bengkala terhadap komunitas Kolok. Mereka saling menghargai. Bahkan masyarakat di luar komunitas Kolok, sengaja diajarkan bahasa isyarat sejak kecil, agar dapat berkomunikasi dengan orang-orang Kolok. Kini, Hampir 80 persen masyarakat Bengkala, sudah bisa bahasa Kolok.  

Sebagai desa adat yang berlokasi di wilayah terpencil, kondisi kehidupan komunitas Kolok, cukup memprihatinkan. Mereka pada umumnya menempati rumah yang hanya berukuran 3x3 meter, berlantai tanah, dan tanpa dinding. Tingkat pendidikan juga masih rendah, karena sebagian tidak bisa menulis dan membaca. Secara ekonomi, mereka rata-rata bekerja serabutan seperti buruh tani, penggali kubur, berladang, beternak serta pemasang pipa air desa. Rata-rata pendapatan mereka sekitar Rp 450 ribu per bulan, jauh di bawah UMK Buleleng yang lebih dari Rp 2 juta. (p/ab)