Kegiatan Forum Bisnis dan Ekonomi Indonesia di Salalah

By Admin

nusakini.com--KBRI Sana'a telah melaksanakan kegiatan forum bisnis dan ekonomi Indonesia di Salalah, Kesultanan Oman. Kegiatan forum ini dihadiri oleh para akademisi, pengusaha, dan pelajar dari Yaman dan para staf di lingkungan KBRI Sana'a. Pada forum ini, hadir 2 (dua) pembicara yaitu Dr. Etty Puji Lestari, Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan, Universitas Terbuka (UT) dan Sdr. Nabiel A. Hayaze, Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Menara akhir pekan lalu.

Sulthon Sjahril, KUAI KBRI Sana'a dalam pembukaan acara menyampaikan bahwa maksud penyelenggaraan kegiatan ini adalah untuk memperkenalkan potensi bisnis dan ekonomi di Indonesia serta meningkatkan awareness kedekatan hubungan emosional historis RI-Yaman. 

Dr. Etty, selaku pembicara pertama mengangkat tema “Why Choose Indonesia". Dalam paparannya, beliau menyampaikan perkembangan makroekonomi Indonesia selama beberapa tahun terakhir, berbagai proyek bisnis dan investasi yang telah sukses dijalankan Pemri selama era kepemimpinan Presiden Jokowi, serta potensi bisnis (perdagangan dan investasi) dan pariwisata di Indonesia. Selain itu, di akhir presentasi beliau juga mempromosikan program studi unggulan yang ditawarkan UT seperti program Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA). 

Selanjutnya, Nabiel, pembicara kedua menyampaikan paparan “The Historical Relations between Indonesia and Yemen". Dalam presentasinya, Sdr. Nabiel menjelaskan sejarah kedatangan warga Yaman dari daerah Hadhramaut ke Indonesia yang diperkirakan sejak abad ke-7, diikuti era abad ke-13 dan abad ke-19. Sebagian besar kedatangan masyarakat Yaman bermisi dagang dan penyebaran agama Islam.

Menurutnya, hampir setiap orang di wilayah Hadhramaut, Yaman memiliki keterikatan keluarga di Indonesia. Maka seringkali, bagi warga Yaman keturunan Hadhrami ini mengganggap bahwa negara Indonesia merupakan negara kedua bagi mereka. Selanjutnya, Sdr. Nabiel juga memaparkan peran warga Indonesia keturunan Hadhramaut dalam perjuangan kebangkitan nasional dan selanjutnya pada masa perjuangan kemerdekaan NKRI. 

Disisi lain, Nabiel menjelaskan bahwa pada awal tahun 1900an, warga Indonesia keturunan Hadhramaut banyak yang dikirim kembali ke Hadhramaut, Yaman. Warga Indonesia keturunan Hadhramaut yang kembali tersebut telah cukup banyak mempengaruhi budaya setempat, salah satunya serapan kata bahasa Indonesia dalam bahasa arab di wilayah Hadhramaut. Kata-kata seperti sambal, balacan, sarung, pakaian, selimut, bungkus, dan lainnya banyak digunakan dalam percakapan bahasa arab di wilayah Hadhramaut. 

Dalam sesi tanya jawab dan diskusi, para partisipan menyampaikan bahwa Indonesia merupakan negara produktif yang menghasilkan berbagai jenis produk di berbagai sektor dan keberhasilan ini tidak terlepas dari situasi politik dan keamanan yang stabil dan perlakuan sistem hukum yang adil di Indonesia.

Namun disisi lain beberapa peserta menyampaikan sejumlah tantangan yang dihadapi untuk berinvestasi di Indonesia serta terkait pajak (bea cukai) perdagangan ekspor-impor yang menurut mereka dianggap cukup tinggi. Selain itu, terdapat pula pembahasan mengenai sistem ekonomi yang dianut oleh Pemerintah Indonesia saat ini. 

Seluruh rangkaian acara kegiatan forum bisnis dan ekonomi Indonesia telah berjalan dengan lancar. Acara diakhiri dengan sesi foto bersama serta makan malam bersama. (p/ab)