nusakini.com--Dalam upaya meningkatkan diplomasi ekonomi Indonesia di negara akreditasi, Duta Besar Andy Rachmianto menggandeng pengusaha Indonesia dan Yordania untuk mempromosikan produk kopi dan kuliner Indonesia di Yordania melalui pendirian kafe dan restoran Indonesia.

“Saya melihat peluang untuk mempromosikan produk kopi dan kuliner Indonesia di Yordania sangat besar, mengingat kunjungan wisatawan Indonesia ke Yordania dan Palestina dalam satu tahun mencapai 70 ribu orang.Mereka dapat menjadi target konsumen utama restoran Indonesia selain masyarakat Yordania yang juga gemar mencoba makanan dengan cita rasa Asia. Selain itu, budaya masyarakat Yordania yang senang nongkrong dan ngopi di kafe-kafe menjadi peluang bagi masuknya produk kopi Indonesia yang sangat beragam", ungkap Duta Besar RI saat menerima kunjungan delegasi Citarasaprima Indonesia Berjaya/CRP Group yang dipimpin oleh CEO perusahaan Sdr. Nirmal Rajaram dan CEO Tasali Jordanian Trading Est., Sdr. Ihab Al Shorafa, di KBRI belum lama ini.

Kunjungan CRP Group ke Yordania untuk mengembangkan bisnisnya ke luar negeri memang sejalan dengan misi KBRI untuk mempromosikan kuliner dan kopi Indonesia di negara akreditasi. Duta Besar RI juga menyampaikan bahwa berbagai produk kopi instan Indonesia telah menembus pasar Yordania dan diterima baik oleh masyarakat.

• Benda-Benda Seni Indonesia Untuk Museum Riga Bourse di Latvia, Tingkatkan Pemahaman Budaya Kedua Negara
• Baju Tradisional Bundo Kanduang Ditampilkan pada ASEAN Traditional Costumes Exhibition
• Pentas dan Latihan Tari dan Gamelan Jawa Rebut Hati Generasi Muda Jepang
• Film "Stories of Hope" Tampilkan Kolaborasi Unik Batik Indonesia dan Shweshwe Afrika Selatan
• KBRI Canberra Perkenalkan Budaya Betawi di Australia

Sudah saatnya, biji kopi Indonesia juga bersaing dengan produk sejenis yang selama ini banyak diimpor dari India, Brasilia, Ethiopia, Papua Nugini, Guatemala, Kolumbia dll. Berdasarkan data dari www.trademap.org, untuk tahun 2016, Yordania mengimpor kopi terbanyak dari India yang mencapai USD 22,11 juta, diikuti oleh Brasilia (USD 16,17 juta), Ethiopia (11,05 juta), Papua Nugini (3,12 juta), dan Guatemala (USD 2,9 juta). Sedangkan impor biji kopi dari Indonesia sepanjang 2012-2016 rata-rata per tahun hanya mencapai USD 292 ribu. Beberapa kafe terkenal di Yordania, seperti Starbuck, the Coffee Bean & Tea Leaf, serta Dimitri's telah menjual biji kopi Indonesia dari Sumatera dan Toraja. 

Duta Besar RI menegaskan bahwa masyarakat Arab pada umumnya, termasuk di Yordania lebih menyukai kopi jenis Robusta dibandingkan Arabica. Untuk itu, CRP Group harus benar-benar memahami pasar untuk memenangkan strategi pemasaran produk kopi Indonesia di Yordania. Selain itu, pemilihan lokasi yang strategis untuk mendirikan kafe dan restoran Indonesia juga sangat penting untuk diperhatikan. Duta Besar RI berharap agar kerja sama CRP Group dengan Tasali Jordanian Trading Est. yang merupakan importir produk mi instan Indonesia untuk mendirikan kafe dan restoran Indonesia dapat terealisasi dalam waktu dekat. 

CRP Group dapat dibilang pendatang baru pada industri kuliner di tanah air. Namun, dengan strategi pemasaran yang jitu, nama restorannya sangat cepat dikenal oleh masyarakat luas, seperti restoran Nasi Goreng Rempah Mafia yang didirikan pada tahun 2013, kemudian diikuti oleh nama-nama restoran lainnya, yaitu Warunk Upnormal (Juni 2014), Bakso Boedjangan (Januari 2015), dan Sambal Karmila (Oktober 2015).

Popularitas restoran besutan CRP Group dibuktikan lewat penghargaan The Most Favorite Merchant 2016 yang diberikan Go-Jek kepada Warunk Upnormal. Di tahun yang sama, 2016, Warunk Upnormal berhasil memperoleh penghargaan Creative & Innovative Culinary dari Dinas Budaya dan Pariwisata Kota Bandung. Pada tahun 2017, Kementerian Pariwisata RI menggandeng CRP Group sebagai mitra di program Co-Branding “Wonderful Indonesia". Melalui sinergi keduanya, diharapkan CRP Group dapat mengampanyekan “Wonderful Indonesia", antara lain lewat jejaring restoran yang dimiliki CRP Group. (p/ab)