Kapal Riset Geomarin III Dukung BMKG Gelar Ekspedisi Indonesia PRIMA

By Admin

nusakini.com--Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (P3GL) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) digandeng oleh Badan Meteorologi, Klimatogi dan Geofisika (BMKG), menggelar ekspedisi kelautan mulai 24 Mei hingga 14 Juni 2018 dalam kegiatan Indonesia PRIMA (Indonesia Program Initiative on Maritime Observation and Analysis) 2018. 

Guna memastikan kesiapan kapal riset Geomarin III, Kepala Badan Litbang ESDM, FX Sutijastoto bersama Kepala P3GL, Hedi Hidayat melakukan inspeksi kapal sebelum pelepasan tim ekspedisi, Kamis (24/8), di Pelabuhan Cirebon, Jawa Barat. "Ekspedisi akan melalui 5 titik, dimulai dari Pelabuhan Cirebon, perairan Barat Sumatera hingga Teluk Benggala dan mengakhiri perlayaran di Pelabuhan Sibolga Sumatera Utara," ungkap Sutijastoto pada kesempatan tersebut. 

Kapal Geomarin III ini memiliki panjang 61,70 meter dengan Groos Register Tonnage 1300 GT, menggunakan mesin 2 x 1.000 HP dengan bahan bakar 4,8-9,3 ton per hari atau 6.040-11.600 liter. Geomarin III memiliki kecepatan maksimum 13,5 knot, kecepatan jelajah 12,5 knot, kecepatan survei 4,0 knot dengan masa layar 30 hari. 

Lebih lanjut Sutijastoto menyampaikan bahwa Badan Layanan Umum P3GL pada kesempatan ini digandeng BMKG dalam Indonesia PRIMA yang merupakan kerja sama antara BMKG dengan NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration) yang bertujuan untuk meningkatkan akurasi observasi cuaca dan prediksi cuaca kelautan di Samudera Hindia. 

Kegiatan yang menggunakan Kapal Riset Geomarin III ini antara lain pengamatan data meteorologi maritim, atmosfer, oceanografi, pengamatan marine-geofisika, dan pengamatan cuaca setiap jam selama rute pelayaran. Ketersediaan data di Samudera Hindia sangat penting untuk prediksi iklim secara global, karena iklim di Samudera Hindia dapat mempengaruhi pola cuaca dan iklim dalam skala regional maupun global. 

Ekspedisi akan menghasilkan data pengamatan RAMA Buoy (Research Moored Array for African-Asian-Australian Monsoon Analysis and Prediction) yang real-time dan meningkatkan akurasi predisksi cuaca. 

Dua peneliti dari Kelompok Pelaksana Penelitian dan Pengembangan Pemetaan Geologi Kelautan dan tiga surveyor Puslitbang Geologi Kelautan turut serta dalam ekspedisi ini bersama peserta dari BMKG, Taruna dan Dosen Sekolah Tinggi Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (STMKG), Universitas Sriwijaya dan NOAA. 

Data hasil ekspedisi pengataman Bouy-RAMA tersebut diharapkan segera terintegrasi dengan portal MIDAS (Maritime Integrated Data System). MIDAS adalah portal untuk seluruh kegiatan yang terkait dengan kelautan secara real time. Jika sudah terintegrasi dengan data terbaru, akan sangat bermanfaat dalam pemahaman terhadap cuaca dan iklim serta sektor kemaritiman negara Indonesia di masa depan. 

Ekspedisi dimaksud merupakan bentuk partisipasi Indonesia dalam Global Ocean Observing System (GOOS). Indonesia PRIMA kali ini merupakan tahun ke 4 dan merupakan salah satu dari 3 program utama yang menjadi prioritas agenda pembangunan kemaritiman, yakni "observasi laut". Kegiatan Indonesia PRIMA dimaksudkan sebagai bagian dari gagasan pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai negara poros maritim dunia.(p/ab)