Kamarudin Amin: Madin Harus Respon Kebutuhan Generasi Millenial

By Admin

nusakini.com--Generasi millennial, kelas menengah, dan masyarakat perkotaan, saat ini jumlahnya semakin banyak dalam demografi Indonesia. Mereka umumnya memiliki pemikiran yang kritis, organized society, dan juga kreatif.  

Sebagian dari mereka belajar di Madrasah Diniyah Takmiliah (MDT). Karenanya, MDT juga harus berbenah untuk bisa merespon kebutuhan mereka. 

“Penyelenggara pendidikan termasuk Madrasah Diniyah Takmiliyah harus bisa membaca fenomena ini, memberikan respons atas kenyataan anak-anak millennia yang sangat kritis, kretif dan terbuka,” kata Dirjen Pendidikan Islam Kamarudin Amin dalam Evaluasi Ujian Akhir Bersama Nasional dan Monev MDT, Kamis (24/05), di Tangerang.  

Menurut Guru Besar Tafsir UIN Alaudin Makasar ini, MDT harus responsif dan memberikan sesuatu yang dibutuhkan generasi millennial sebagai penerus pembangunan. “Potret dan gerakan MDT harus terus kita tingkatkan dan di evaluasi agar efektif dan efisien memberikan kontribusi pada pembangunan bangsa,” tegas Kamarudin.  

Diuraikan Kamarudin Amin, Pendidikan Agama di Sekolah sangat terbatas, setiap minggu hanya 2-3 jam. Itu terlalu singkat dan menjadikan pengetahuan keagamaan anak masih dangkal. Probelm bertambah, manakala pendidikan agama itu diajarkan oleh guru yang kurang professional.  

Keberadaan MDT diharapkan bisa menjadi solusi strategis atas minimnya pendidikan agama di sekolah. Untuk itu, Kemenag terus melakukan pembenahan tata kelola MDT. Ke depan, Kamaruddin berharap MDT diurus oleh orang dan struktur kelembagaan di Kementerian Agama yang lebih memadai. Sebab, saat ini, tercatat ada 84 ribu lebih lembaga dengan 6 juta santri.  

“Dengan diurus oleh satu direktorat tersendiri, dukungan anggarannya akan bertambah dan SDMnya juga lebih memadai,” kata Kamaruddin. 

Langkah lain yang diupayakan Kemenag adalah menyusun kurikulum MDT yang mampu mentransformasi pengetahuan (kognisi) dan karakter (attitude). Ini diharapkan akan menjadi pembeda antara anak-anak yang masuk diniyah dan yang tidak. 

Kamaruddin menambahkan perlunya sertifikat/syahadah dalam Ujian Akhir Bersama Nasional pada MDT. Kegiatan Evaluasi Ujian Akhir Bersama Nasional dan Monev MDT dilaksanakan pada 23-25 Mei 2018 dan diikuti oleh Kasi Pendidikan Diniyah pada Kanwil Kementerian Agama se-Indonesia dan MDT. (p/ab)