nusakini.com--Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia meresmikan Anderson Tanoto sebagai Ketua Komite Brazil untuk memperkuat perdagangan antara Indonesia dan Brazil. 

Pelantikan dilakukan oleh Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan P Roeslani serta disaksikan langsung oleh Duta Besar Republik Federasi Brazil Rubem Antonio Correa Barbosa di Hotel Mandarin Oriental, belum lama ini.

Dalam sambutannya, Rosan mengatakan diresmikannya komite Brazil akan memberikan peluang antar pemerintah dan pengusaha untuk saling menguatkan dalam perdagangan antar keduanya. 

“Komite ini akan mensuport untuk memberikan informasi perdagangan hingga bisnis matching termasuk investasi ke Indonesia maupun sebaliknya,” kata Rosan. 

• Kembar Siam yang Menempel di Kepala Berhasil Dipisahkan dengan Bantuan VR
• Brasil Dakwa Tiga Pria atas Pembunuhan Jurnalis Inggris dan Pakar Pribumi
• Sedikitnya 18 Tewas dalam Penggrebekan Polisi yangMematikan Terbaru di Rio de Janeiro
• KBRI Gelar Business Gathering di Bishkek, Kyrgyzstan untuk Tingkatkan Perdagangan Kedua Negara
• INA-LAC Business Network: KADIN Siap Berbisnis dengan Kawasan Amerika Latin dan Karibia

Menurutnya, komite tersebut tidak hanya akan menghubungkan kerjasama dalam business to business dan goverment to goverment, tetapi juga dapat menjalin kemitraan antara goverment to business. 

Sementara itu, Anderson Tanoto Ketua Komite Brazil Kadin Indonesia mengatakan kedua negara saat ini masuk dalam daftar populasi terbesar di dunia dengan Indonesia berada di angka 260 juta populasi di peringakat 4 dan Brazil di peringkat kelima dengan jumlah sedikit di bawah Indonesia. 

“Indonesia dan Brazil sama-sama tercatat sebagai anggota organisasi perdagangan dunia [WTO] dan G-20. Sementara ekspor CPO dari Indonesia juga dapat ditingkatkan karena Indonesia merupakan produsen CPO terbesar,” katanya. 

Shinta W Kamdani, Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Hubungan Internasional, mengatakan selain meningkatkan kerja sama, kedua negara dapat mempererat hubungan dagang khususnya di bidang pertanian. 

“Tentu kedua negara menjadi pemain utama dalam pasar global karena menjadi produsen terbesar dunia untuk beberapa komoditas termasuk kelapa sawit dan kacang kedelai,” katanya. (p/ab)