Kadin Dorong Kerja Sama Sektor Maritim dengan Republik Nauru & Mikronesia

By Admin

nusakini.com--Dalam rangka memperkuat kerjasama ekonomi, Kadin Indonesia melakukan kunjungan ke Republik Nauru dan Mikronesia. Kadin diwakili oleh Ketua Umum Rosan P Roeslani dan Ketua Komite Tetap Pengembangan Perdagangan, Distribusi dan Promosi Bidang Perdagangan Kadin Indonesia Safari Azis. 

Lawatan selama empat hari tersebut merupakan balasan atas kunjungan Presiden Nauru Baron Waqa pada 8 Desember 2017 silam. Kunjungan bersama Menko Polhukam Wiranto itu juga bertepatan dengan peringatan Haul Republik Nauru ke-50. 

Sekembali dari lawatan, Ketum Kadin Rosan Roeslani menyatakan akan langsung menindaklanjuti kesepakatan kerja sama. Langkah awal diawali dengan pengembangan rumput laut. Secara simbolis Kadin telah menyerahkan bibit rumput laut jenis Eucheuma cottonii sebanyak 50 kilogram kepada Presiden Baron Waqa. 

"Ini akan kita tindaklanjuti dengan mengirim tim dalam jangka waktu satu bulan untuk memberikan pe;atihan bagaimana cara mengembiakkan rumput laut ini secara benar," ujar Rosan. 

Rumput laut tersebut akan diuji coba pertumbuhannya dan dicarikan lokasi yang tepat oleh Nauru Fisheries and Marine Authorities sebelum dimasyarakatkan. 

Setelah dipastikan bahwa Bibit Rumput Laut tersebut dapat tumbuh dengan lokasi yang tepat, perlu diadakan Sosialisasi dan Pelatihan Budidaya kepada masyarakat Nauru mengenai Kerjasama Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Nauru. Kerja sama tersebut turut difasilitasi oleh Asosiasi Rumput Laut Indonesia (ARLI) yang diketuai oleh Safari Azis. 

Selain itu, Kadin telah mengadakan pertemuan dengan perwakilan Egigu Holdings Corporation yang membawahi tujuh perusahaan yang bergerak di berbagai sektor. Dengan holding ini, Kadin merancang kerjasama di sektor perikanan, khususnya budidaya ikan dalam keramba. 

"Kita juga melakukan kerja sama pengembangan ikan, tetapi dalam keramba. Kita sudah berikan contoh dan alatnya pada mereka. Mereka akan mengirim tim untuk mempelajari budidaya ikan di Indonesi," pungkas Rosan. 

  Nauru sempat menjadi satu dari tiga pulau karang fosfat utama di Samudera Pasifik. Eksploitasi pertambangan fosfat selama satu abad telah berdampak secara ekonomi, sosial hingga ekologi bagi salah satu negara terkecil di dunia itu. Pertambangan telah merusak kurang lebih 80% wilayah negara. Reorientasi dalam pengembangan ekonomi akhirnya dilakukan oleh negara ini. 

Sementara itu, Federasi Mikronesia terdiri atas empat negara bagian di Barat Laut Republik Nauru. Negara ini terdiri atas sejumlah pulau dengan ibu kota bernama Palikir, yang terletak di pulau terbesar, Pohnpei, dalam gugusan tersebut. (p/ab)