Jurus Jitu Kemenperin Merevitalisasi Pendidikan Vokasi Industri

By Abdi Satria


nusakini.com-Jakarta-Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong pengembangan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di sektor industri melalui pelaksanaan program pendidikan dan pelatihan vokasi. Langkah strategis ini untuk menyediakan tenaga kerja yang sesuai kebutuhan dunia industri saat ini, terutama dalam kesiapan memasuki era revolusi industri 4.0. 

“Upaya tersebut merupakan salah satu implementasi dari program prioritas yang terdapat di dalam peta jalan Making Indonesia 4.0. Dengan ketersediaan SDM industri yang kompeten, kami meyakini sektor manufaktur nasional akan mampu lebih berdaya saing global di era digital,” kata Tenaga Ahli Kementerian Perindustrian Bidang Pengembangan Pendidikan Kejuruan dan Vokasi Industri, Mujiyono di Jakarta, Selasa (2/7). 

Mujiyono menjelaskan, dengan rata-rata pertumbuhan industri di Tanah Air yang mencapai 5-6%, diproyeksikan kebutuhan tenaga kerja mencapai 600 ribu orang per tahun. Karena itu, pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo pada agenda pembangunan di periode keduanya, akan lebih fokus terhadap pengembangan kualitas SDM termasuk di sektor industri. 

“Oleh karenanya, dibutuhkan revitalisasi program vokasi, khususnya di pendidikan tinggi seperti politeknik secara terstruktur dan sistematis. Tujuannya agar SDM industri kita bisa langsung siap terjun di lapangan sesuai kebutuhan perusahaan-perusahaan sekarang,” paparnya. 

Menurut Mujiyono, kompetensi dari lulusan program pendidikan vokasi seperti politeknik, memiliki pengetahuan dan wawasan yang lengkap, termasuk pula skill maupun attitude-nya. “Itu yang sebenarnya dibutuhkan oleh industri saat ini. Kami optimistis, berdasarkan aspirasi besar peta jalan Making Indonesia 4.0, Indonesia bisa masuk dalam jajaran 10 negara dengan perekonomian terkuat di dunia pada tahun 2030,” imbuhnya. 

Guna mencapai sasaran tersebut, Kemenperin sudah menyiapkan tiga jurus jitu agar pendidikan tinggi semacam politeknik mampu berkontribusi secara optimal dalam pengembangan SDM industri yang unggul. Strategi pertama, Kemenperin memacu pembangunan politeknik di kawasan industri, karena saat ini pemerintah sedang giat mendorong pertumbuhan manufaktur di kawasan industri. 

“Sehingga kami mendorong pembangunan politeknik di kawasan industri untuk menyuplai tenaga kerja terampil di sana. Kemudian, kurikulum juga disesuaikan dengan kebutuhan industri yang ada di kawasan itu sendiri,” terangnya. 

Dalam dua tahun terakhir ini, Kemenperin sudah merealisasikan pembangunan empat politeknik di kawasan industri, yaitu Politeknik Industri Logam di Morowali, Sulawesi Tengah, Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu di Kawasan Industri Kendal, Jawa Tengah, Akademi Komunitas Tekstil di Solo, Jawa Tengah, serta Akademi Komunitas Industri Manufaktur di Bantaeng, Sulawesi Selatan. 

Strategi Kedua, Kemenperin mendorong perusahaan-perusahaan holding maupun industri skala besar untuk bisa membangun politeknik sesuai kebutuhan sektornya. Dengan demikian, diharapkan para lulusan dari politeknik yang didirikan perusahaan tersebut, mampu memenuhi kebutuhan tenaga kerja di seluruh anak perusahaannya. 

“Melalui strategi itu, Kemenperin mendorong pihak swasta agar melakukan replikasi pembangunan politeknik yang telah dilakukan pemerintah,” ujarnya. Bagi perusahaan yang membangun politeknik, pemerintah akan memfasilitasi keringanan pajak atau memberikan insentif super deductible tax atas kontribusinya dalam penciptaan tenaga kerja terampil melalui pelaksanaan program vokasi. 

Sementara itu, strategi ketiga, Kemenperin akan melakukan revitalisasi seluruh politeknik yang ada di Tanah Air dan menyesuaikan dengan kebutuhan industri. “Politeknik dan industri harus link and match. Jadi, kami meminta agar industri juga ikut membina politeknik. Satu politeknik dapat dibina oleh lima perusahaan industri. Ini harus kita lakukan secara terintegrasi, antara industri dengan politeknik,” tuturnya. 

Mujiyono menambahkan, konsep link and match antara politeknik dengan industri meliputi kegiatan magang industri, penyusunan kurikulum politeknik yang sesuai kebutuhan industri, penyediaan alat-alat praktikum di politeknik yang sesuai standar industri, serta proses pembelajaran yang berbasis kompetensi. ”Kami akan terus mendorong implementasi strategi ini, karena tugas kami memang menyiapkan SDM yang terampil dan tepat sasaran untuk industri,” tandasnya. 

Apabila strategi Kemenperin tersebut terimplementasi dengan baik, Mujiyono meyakini, lulusan dari politeknik akan cepat terserap oleh dunia industri. “Seperti di politeknik milik Kemenperin, masa tunggunya dari lulus sampai mendapat pekerjaan hanya tiga sampai enam bulan sudah terserap di perusahaan industri, karena juga sudah bermitra dengan industri,” ungkapnya. 

Lebih lanjut, Kemenperin juga akan terus mendorong perubahan pola pikir masyarakat terhadap politeknik, karena selama ini masih banyak yang beranggapan bahwa sekolah di universitas lebih bergengsi dibanding di politeknik. “Kesadaran masyarakat juga harus dibangun, supaya peduli terhadap pendidikan seperti vokasi dan politeknik,” tegasnya. 

Pada kesempatan berbeda, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengemukakan, guna menggenjot peningkatan kualitas SDM industri di Tanah Air, Presiden Joko Widodo telah menginstruksikan untuk melakukan penambahan politeknik terutama di kawasan industri. Hal ini sesuai fokus agenda pembangunan pada periode kedua kepemimpinannya, yakni pengembangan SDM terampil. 

“Bapak Presiden minta tambahkan lagi politeknik, dan kami terus mendorongnya. Sekarang, kami sudah punya 10 politeknik dan 2 akademi komunitas. Selain itu pemerintah akan terus mendorong pemberdayaan masyarakat di sekitar kawasan industri,” ujarnya. 

Terkait akselerasi program pendidikan vokasi tersebut, pemerintah telah menuangkan di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJM) 2020-2024, dengan target penambahan 500 politeknik yang link and match dengan industri. 

“Bapak Presiden Joko Widodo ingin pembangunan politeknik yang masif, karena dalam RPJMN untuk 2020-2024, SDM menjadi kunci dari pembangunan,”imbuhnya.(p/ab)