Junaidi Sinaga, Anak Petani Cokelat yang Ingin Menulis Buku Reformasi Birokrasi

By Admin

nusakini.com--Lagi, seorang peserta Seleksi Kompetensi Bidang (SKB) untuk rekrutmen Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) buka-bukaan di sela tes wawancara. Adalah Junaidi Sinaga (25) dari Tapanuli Utara, Sumatera Utara, menuturkan kisah dan harapannya saat menjadi CPNS nanti. 

Laki-laki sederhana ini mengaku sebagai anak seorang petani cokelat, dan telah merantau ke Yogyakarta untuk kuliah di Universitas Gadjah Mada. ”Orangtua saya bertani cokelat. Sampai sekarang masih bertani kecil-kecilan di Tapanuli Utara,” ucapnya mengawali cerita, di sela-sela SKB Kementerian PANRB , Kamis (09/11). 

Sebagai anak laki-laki, Sinaga sangat berkeinginan menjadi anak yang bisa membanggakan orang tuanya. Di kementerian PANRB, ia mendaftar pada formasi jabatan analis kebijakan publik lewat jalur cumlaude, dan kesederhanaan itu memotivasinya hingga berhasil ke tahap SKB. 

Junaidi yang dilahirkan dari keluarga sederhana ini sudah berani merantau ke Pulau Jawa sejak tahun 2010. Ia diterima kuliah UGM Yogyakarta pada jurusan Manajemen dan Kebijakan Publik. Saat ini, Junaidi telah bekerja di Jakarta dan tinggal indekos di daerah Kramat Sentiong. 

Ia mengaku, orang tuanya memang berharap Junaidi bisa bergabung ke dalam pemerintahan. Motivasi lainnya yang membuat Junaidi bersemangat adalah keinginan untuk mengabdi pada bangsa Indonesia. Bahkan, jika nantinya ia berhasil bekerja di Kementerian PANRB, ia bercita-cita menulis buku tentang reformasi birokrasi.

“Orang tua dan keluarga besar menginginkan saya bergabung di pemerintahan. Saya juga ingin mengabdi untuk bangsa. Saya juga punya keinginan nantinya bisa menulis buku tentang reformasi birokrasi,” jelasnya dengan semangat. 

Anak terakhir dari lima bersaudara ini memiliki keinginan untuk memberikan sumbangsihnya terhadap negara melalui Kementerian PANRB. Ia beranggapan, reformasi birokrasi akan membawa perbaikan sistem pemerintahan ke arah yang ideal. “Saya tertarik dengan reformasi birokrasi. Bagaimana mengelola pemerintahan itu menjadi titik ideal dalam ketatanegaraan,” imbuh pria 25 tahun ini. 

Junaidi dan para peserta SKB CPNS Kementerian PANRB lainnya menjalani tahap SKB ini selama tiga hari. Setelah psikotes dan menulis esai, hari kedua ini mereka menjalani tahap wawancara dengan psikolog dan para user. Jumat besok, mereka akan menjalani tes kompetensi bidang dengan sistem Computer Assisted Test (CAT) di kantor pusat Badan Kepegawaian Negara (BKN). 

Pun sempat Junaidi menilai pelaksanaan ujian CPNS kali ini tidak mudah. Nilai ambang batas pada tahap SKD menurutnya cukup tinggi, sehingga dibutuhkan pengetahuan yang mumpuni. Bukan cuma tes soal intelegensia umum, sikap dan kepribadian pun diuji saat tahap psikotes. Ia juga mengapresiasi rekrutmen tahun ini karena bersifat profesional dan akuntabel. “Kompetensi itu sangat dibutuhkan. SKB juga sangat dalam. Saya yakin reformasi birokrasi lewat sistem ini akan membuahkan hasil yang baik,” katanya memberi penilaian. 

Berdasarkan Permen PANRB No. 20/2017 tentang Kriteria Penetapan Kebutuhan PNS dan Pelaksanaan Seleksi CPNS Tahun 2017, Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) memiliki bobot 40 persen sedangkan bobot SKB adalah 60 persen. “Tiga kata untuk tes CPNS tahun ini, profesional, akuntabel dan mantab!” tukas Sinaga. (p/ab)