Jemaah Agar Patuhi Rute dan Waktu Lontar Jumrah

By Admin

nusakini.com--Kepala Bidang Perlindungan Jemaah Jaetul Muchlis meminta jemaah haji Indonesia untuk mematuhi rute perjalanan dan waktu pelaksanaan lontar jumrah yang dikeluarkan oleh Pemerintah Arab Saudi. Menurutnya, muassasah dan maktab sudah mengatur penjadwalan keberangkatan jemaah haji Indonesia menuju jamarat dan akan segera disosialisasikan ke sektor-sektor. 

"Saya minta jemaah haji Indonesia konsisten dengan dua hal ini, yaitu: pertama rute perjalanan yang ditentukan pemerintah Arab Saudi, dan kedua waktu melontar yang juga sudah disampaikan pemerintah Arab Saudi," tegasnya saat memimpin gelar gladi pengamanan jemaah haji Indonesia di Arafah, Muzdalifah, dan Mina atau Armina, Minggu (28/8). 

Gladi pengamanan ini diikuti oleh para petugas perlindungan jemaah dan petugas kesehatan di tiap-tiap sektor. Gladi ini diharapkan dapat memberikan pengelaman sekaligus pemahaman bersama para petugas yang akan tergabung dalam Tim Gerak Cepat (TGC) dari unsur kesehatan dan Tim Tanggap Darurat (TTD) dari unsur keamanan. 

Menurut Muchlis, ada dua rute besar yang akan dilalui oleh jemaah haji Indoensia. Rute pertama bagi jemaah haji Indonesia yang tinggal di Mina akan berjalan menuju jamarat melalui Terowongan Muaishim, pergi pulang. Menurutnya, itu merupakan jalur paling aman bagi jemaah haji Indoensia. Tidak kurang dari 134 ribu jemaah haji Indonesia akan melewati jalur itu dan karenanya para petugas haji akan ditempatkan di beberapa pos untuk melakukan tugas perlindungan. 

Rute kedua melalui RS Mina Al Wadi lalu berjalan menyusuri jalan 206 menuju Jamarat. Jalur pulang dari rute ini akan melalui Jalan Malik Fahd. Rute ini akan dilalui oleh 7 maktab atau sekitar 21ribu jemaah haji Indonesia yang tinggal di Mina Jadid. 

Sedangkan terkait waktu, Jaetul Muchlis concern pada waktu-waktu yang sudah ditetapkan oleh Pemerintah Saudi untuk tidak boleh digunakan oleh jemaah haji Indonesia. Pada tanggal 10 Dzulhijjah, jemaah haji Indonesia diminta untuk tidak melontar mulai jam 06.00 10.30. Sedang pada hari tasyrik, jemaah Indonesia agar tidak melontar dari Duhur sampai Asar atau dari pukul 13.00 16.00. 

"Ini menjadi materi penting yang harus disampaikan kepada setiap ketua-ketua kloter. Para ketua kloter wajib hukumnya memegang jadwal yang sudah disampaikan oleh para pimpinan maktab," katanya. 

"Mereka tidak boleh lempar jumrah di luar waktu-waktu yang sudah ditentukan," tambahnya. (p/ab)